Jumat, 21 September 2012

KETIKA KU TERBANGUN.....(sebuah catatan ).






Bila malam sudah beranjak mendapati subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri
anda yang sedang terbaring letih menemani bayi anda. Tataplah wajahnya yang
masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak
menemukan kesempatan untuk istirah barang sekejap. Kalau saja tak ada air wudhu
yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah
tak ada lagi.



Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Disaat anda sudah bisa merasakan
betapa segar udara pagi, tubuh letih istri anda barangkali belum benar-benar
menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian
bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya
dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi.
Padahal tangan istri anda pula yang harus mencucinya.

 Disaat seperti itu, apakah yang anda pikirkan tentang dia?

Masihkan anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara
lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara disaat
yang sama anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun
dalam berbicara, lulus dalam memilih setiap kata serta tulus dalam menjalani
tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan
kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.

Sekali lagi, masihkan anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan
yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak
tengah mengajak anda membiarkan istri membentak anak-anak dengan mata
membelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak anda melihat bahwa tatkala tubuhnya
amat letih, sementara suami tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia
tak sabar.

Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan
untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat
itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak menjerit karena
cubitannya yang bikin sakit.

Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja
secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah
manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah
meminta kepada anda.

Sementara gejolak-gejolak jiwa memenuhi dada, butuh telinga yang mau
mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa
kesediaan utuk mendengar, atau ia tak pernah anda akui keberadaannya, maka
kangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba
meledak.

Jangankan istri anda yang suaminya tidak terlalu istimewa, istri Nabi pun
pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya
meledak-ledak bukan karena Nabi SAW tak mau mendengarkan melainkan semata karena
dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi SAW hanya diam mengjadapi Aisyah yang
sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan.

Ketika menginginkan ibu anak-anak anda selalu lembut dalam mengasuh, maka
bukan hanya nasehat yang perlu anda berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan yang
perlu anda berikan agar hatinya tidak dingin,apalagi beku, dalam menghadapu
anak-anak setiap hari. Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak
itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta
dan kasih sayang.

Ada ketulusan yang harus anda usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia
masih tetap mememilki energi untuk tersenyum kepada anak-anak anda, sepenat
apapun ia.

Ada lagi yang lain : PENGAKUAN. Meski ia tak pernah menuntut, tetapi mestikah
anda menunggu sampai mukanya berkerut-kerut.

Karenanya, anda kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu
melewati tengah malam, pandanglah istri anda yang terbaring letih itu, lalu
pikirkanlah sejenak, tak adakah yang bisa anda lakukan sekedar mengucapkan
terima kasih atau menyatakan sayang bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa
tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh
yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir
minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir
cinta.

Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka,ada secangkir minuman
hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?

Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa anda lakukan. Mungkin sekedar
membantunya meyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan
tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau anda terlibat dengan
pekerjaan di dapur, memandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum
mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly; tetapi semata karena
mencari ridha Allah, sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa
yang anda lakukan.

Anda tidak akan mendapati amal-amal anda saat berjumpa dengan Allah di
yaumil-qiyamah. Alaakullihal, apa yang ingin anda lakukan, terserah anda. Yang
jelas, ada pengakuan untukknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan
yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan anda untuk
menyatakan terima kasih, tak ada airmata duka yang menetes baginya, tak adal
lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karema merasa tak
didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang anda berikan lepadanya, kelak
istri anda akan berkata tentang anda sebagaimana Bunda Aisyah RA berucap
tentang suaminya, Rasulullah SAW,Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku.

Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau
perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk
meneruskan istirahatnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik
tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya.

Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih sayang dan cinta yang tak lekang
oleh perubahan. Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak
memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.

Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah anda ingat kembali
ketika Rasulullah SAW berpesan tentang istri. wahai manusia, sensungguhnya
istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas
mereka. Ketahuilah.kata Rasulullah SAW melanjutkan. kalian mengambil wanita
itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan
kitan Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurusi istri kalian. Aku wasiatkan
atas kalian untuk selalu berbuat baik.

Anda telah mengambil istri anda sebagai amanah dari Allah. Kelak anda harus
melaporkan kepada Allah Taala bagaimana anda menunaikan amanah dari-Nya. Apakah
anda mengabaikannya sehingga guratan-guratan dengan cepat menggerogoti wajahnya,
jauh awal dari usia yang sebenarnya? Ataukah, anda sempat tercatat selalu
berbuat baik untuk istri.


Oleh : Ustd. M.Fauzil Adhim di copy dari note FB Smart Parenting

»»  READMORE...

Rabu, 05 September 2012

LANGKAH PERTAMA MENENTUKAN (catatan motivasi terdalam)



Ingatan sempat melayang pada setitik memori yang pernah di jalani...komitment 

pada tugas....(motivasi terdalam)

ya...sebuah ingatan tentang LANGKAH PERTAMA YANG MENENTUKAN...
Waktu itu.....banyak yang ingin di ungkapkan namun tak kuasa karena gembira berlebihan atau kesedihan yang berlebihan? sungguh sungguh itu yang harus di lakukan...
Ya.... Hari ini banyak yang memberikan berbagai informasi tentang sebuah perubahan yang akan terjadi...namun kita harus memilih dan memilah informasi mana yang patut di ikuti atau terus berhenti pada sesuatu yang kecil yang di informasikan....


Dan harus memilih....karena pilihan kita akhirnya harus di ikuti denganlangkah pertama yang menentukan....sungguh kembali pada dimana dan kapan kita memilih dan menentukan langkah berikutnya....Motivasi paling kuat berasal dari dalam diri bukan dari luar....karena bila inspirasi muncul dari dalam diri akan menjadi motivasi terkuat dan terus bertambah lebih kuat dibandingkan dengan dari luar.....Begitu juga dengan kebahagiaan ....kebahagiaan ada dalam diri bukan di luar...Jadilah pribadi yang tangguh dan bisa menentukan langkah pertama yang menentukan langkah berikutnya....

Bersyukur atas semua nikmat yang ada dan berdoa semoga hari ini berjalan dengan baik dan mendapatkan ridho dariNya...Dan ketika penantian dilakukan kita harus tetap pada tujuan dan komitment untuk melakukan janji hati . jangan pernah berubah bila memang telah jadikan sebuah janji antuk di lakukan....yakinlah pasti akan berhasil...Hidup adalah pilihan...tetap diam atau menuju perubahan
»»  READMORE...