Rabu, 28 November 2012

MEMBANGUN KOMITMEN PELAYANAN PRIMA KEPEGAWAIAN (catatan di HUT KORPRI ke 41)


Medio Nopember,
             Sebelum mencoba berbagi mengenai konsep pelayanan prima, saya ingin menceritakan sebuah ilustrasi tentang pelayanan. Demikian ceritanya :
            Pagi itu pak Amir sedang bersiap-siap untuk pergi ke Badan Kepegawaian Daerah, karena kata pengelola kepegawaian kecamatan tempat dia bekerja, dengan datang langsung kesana akan lebih mudah. Hari ini saya akan mengajukan  cuti tahunan, saya akan pulang kampung yang memang butuh waktu agak panjang tepatnya di Sumedang Jawa Barat, dua minggu lagi, demikian batinnya. Setelah mempersiapkan berkas dan pengantar dari kecamatan dan persiapan yang dianggapnya perlu, pak Amir bergegas menuju Badan Kepegawaian Daerah.
            Dalam perjalanan menuju Badan Kepegawaian Daerah, pak Amir melihat suatu papan pengumuman di ujung jalan utama Badan Kepegawaian Daerah. Beliau mendekati papan pengumuman tersebut, ternyata itu adalah papan pengumuman yang berisi syarat-syarat yang diperlukan untuk mengurus berbagai dokumen yang diperlukan para Pegawai Negeri Sipil, seperti Kenaikan Pangkat, pengajuan Kartu Pegawai, Kartu Istri dan berbagai surat keterangan penting lainnya. Badan Kepegawaian Daerah  telah berinisiatif untuk memberikan informasi yang diperlukan para Pegawai Negeri Sipil, sangat membantu sekali, pikir pak Amir.
            Sekali lagi pak Amir memeriksa berkas yang dibawanya sesuai yang tertera di papan pengumuman, lalu meneruskan langkahnya menuju Badan Kepegawaian Daerah. Tidak berapa lama pak Amir telah tiba didepan Badan Kepegawaian Daerah. Bangunan kantor itu cukup besar, dan sudah menggunakan arsitektur yang baru, dan terlihat jelas bahwa bangunan tersebut dipelihara dengan baik. Dindingnya di cat putih bersih, sederhana namun terlihat rapi. Halaman kantor ditanami bunga-bunga berwarna cerah yang tumbuh mekar, seolah menjadi salam selamat datang, pekarangan disapu dengan bersih, tempat parkir yang teduh menambah kenyamanan. Pak Amir pun melangkah.
            Ketika sampai didepan pintu kantor, terlihat seorang petugas duduk di mejanya. Petugas itu berdiri menyambut kedatangan pak Amir, tersenyum, dan berkata “Selamat pagi Pak, Saya Ambar, petugas Badan Kepegawaian Daerah ini, ada yang bisa Saya bantu Pak ?”. Pak Amir kembali tersenyum dan menjelaskan maksud kedatangannya.
            Sambil tetap tersenyum, Ambar mempersilahkan pak Amir duduk, dan  menanyakan berkas kelengkapan yang diperlukan untuk ijin cuti tahunan nya. Setelah memeriksa berkas yang dibawa pak Amir, Ambar menjelaskan prosedur yang telah di tetapkan. “Proses ijin cuti tahunan ini memakan waktu sekitar 45 menit Pak” lanjut Mira. “Bapak bisa datang kembali atau sebelumnya telepon kami terlebih dahulu untuk memastikan apakah sudah jadi dan dapat diambil” atau bapak menunggu di ruangan sebelah, mari Pak”. Ambar mengajak pak Amir keruangan sebelah.
            Ruangan itu tidak terlalu besar, tapi tertata apik. Ada sederetan kursi sofa model lama namun bersih. Di pojok ruangan terlihat meja kecil, yang diatasnya ada dispenser berisi air mineral lengkap dengan gelas-gelas plastik yang tertata rapi. Sebuah televisi menyala, menampilkan acara salah satu stasiun televisi swasta. Diatas meja tersusun rapi beberapa majalah dan koran sebagai bahan bacaan. “Silakan Bapak menunggu disini”. Lengkap dan cukup nyaman ruang tunggu ini pikir pak Amir. Setelah Ambar pergi, pak Amir pun menunggu sambil menonton televisi.
            Tidak terasa waktu sudah berjalan 45 menit ketika petugas itu datang kembali menemui pak Amir. “Terima kasih sudah menunggu Pak, ijin cuti tahunan Bapak sudah selesai kami proses, tolong diperiksa dulu Pak, siapa tau ada kesalahan penulisan nama atau indentitas lainya Bapak”. Pak Amir pun memeriksa ijin cuti tahunannya, ternyata tidak ada yang salah dengan ijin tersebut.
            “Kalau tidak ada yang salah, ijin cuti tahunan Bapak sudah selesai, ada yang bisa Saya bantu lagi Pak ?” tanya nya. Pak Amir mengucapkan terima kasih dan mengatakan sudah tidak ada lagi keperluannya. “Terima kasih Pak, kalau begitu mari Saya antarkan kedepan, dan jangan sungkan-sungkan untuk datang kembali, jika Bapak mempunyai keperluan di Badan Kepegawaian Daerah ini ” ucap petugas tersebut sambil tetap tersenyum. Akhirnya pak Amir pergi meninggalkan Badan Kepegawaian Daerah tersebut sambil tersenyum dan memuji dalam hati betapa sangat memuaskan sekali pelayanan yang diberikan oleh Badan Kepegawaian Daerah tersebut. 
            Bagaimana ? Mungkin itu adalah salah satu gambaran utopis, gambaran sempurna dari suatu keadaan yang ingin kita capai. Namun menurut saya, kurang lebih pelayanan prima dapat di ilustrasikan seperti cerita diatas. Pelayanan prima harus mencakup, paling tidak, tiga aspek. Dari cerita diatas dapat disimpulkan, Kantor Kepegawaian Daerah telah mengadopsi sistem pelayanan prima. Prima dari segi sumber daya manusia, dari segi sarana dan pra sarana, serta prima dari segi sistem kerja (prosedur) yang diterapkan.
            Sebelum melangkah lebih jauh, marilah kita tinjau dahulu pengertian dan makna dari pelayanan itu sendiri. Melayani dapat berarti membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Sedangkan pelayanan dapat diartikan usaha melayani kebutuhan orang lain. Sehingga tentunya dalam memberikan pelayanan, tujuan akhirnya adalah memberikan yang terbaik bagi kepuasan pihak yang dilayani. Apakah ada standar bagi kepuasan itu sendiri ? Semestinya ada, pelayanan dapat dikatakan sebagai pelayanan prima, apabila usaha yang kita berikan nilainya lebih besar dari pada standar yang ditetapkan. Sebagai contoh dari ilustrasi diatas, estimasi waktu yang diberikan adalah 45 menit, tetapi pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit. Lebih cepat 15 menit bagi pihak yang menunggu. Berarti dari segi sistem kerja dan prosedur, sudah dapat dikatakan prima, ada alur kerja yang diikuti, ada batasan waktu yang jelas, dan ternyata terselesaikan sebelum batas waktu !
            Bila kita mencoba melihat sedikit ke belakang, bahwa pada awalnya masyarakat membuat kontrak sosial untuk membentuk lembaga pemerintahan, dengan tugas law and order (konsep penjaga malam). Pada tahapan selanjutnya tuntutan agar pemerintah bukan hanya sebagai penjaga malam, tetapi bertugas untuk kemakmuran rakyatnya (welfare state). Konsep kemakmuran berakar dari, bagaimana Negara berupaya melakukan usaha-usaha pemerintahan melalui pembangunan dan pemerataan. Jadi keberadaan pemerintah adalah untuk melindungi dan mensejahterakan masyarakatnya. Kesejahteraan itu sendiri biasanya diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (HDI) dengan indikator utamanya penghasilan, kesehatan, dan pendidikan. Sehingga tidak mengherankan bila pemerintah selalu berusaha menitik beratkan pembangunan pada tiga sektor ini. Sehingga untuk meningkatkan HDI dilakukan melalui pelayanan publik (umum) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 
            Pelayanan publik (umum) adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Kepmenpan 63/KEP/M.PAN/7/2003). Dalam hal ini yang menjadi penyelenggara pelayanan publik tentu saja instansi pemerintah. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/ pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan badan hukum. Sehingga sudah menjadi tugas semua aparat pemerintah, untuk memberikan pelayanan publik.
            Konsep pelayanan prima sendiri bukanlah suatu konsep yang benar-benar baru. Namun pada pelaksananannya masih terkesan sedikit terkendala. Pemerintah terus membenahi sistem kerja maupun menciptakan terobosan-terobosan baru dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebut saja misalnya, apa yang sekarang disebut e-government (e-gov), pemerintah, baik pusat maupun daerah, telah berusaha mengadopsi teknologi dan diterapkan dalam sistem pemerintahan untuk mempermudah dan memotong birokrasi yang selama ini lebih kompleks. Atau yang sekarang sedang hangat dibicarakan, pembentukan Unit Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Atap  (UPPTSA). Salah satu tujuan pembentukan UPPTSA adalah untuk menciptakan satu unit kerja di bidang pelayanan perijinan kepada masyarakat yang lebih baik, dengan prosedur yang lebih cepat, terjangkau, dan dengan birokrasi yang lebih sederhana. Hal ini merupakan satu langkah yang sangat bijak, dan menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan publik yang prima kepada masyarakat.
            Pelayanan prima berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik. Pelayanan terbaik dari pemerintah kepada masyarakat. Merupakan suatu sikap dari aparat pemerintah dalam melayani masyarakat secara memuaskan. Pelayanan prima dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak, baik masyarakat, pegawai, maupun pemerintah atau Negara.
            Pelayanan prima sangat terkait dengan tingkat kepuasan masyarakat yang dilayani. Dalam hal ini kepuasan berarti tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan, dengan harapannya. Jika kinerja di bawah harapan, maka masyarakat kecewa. Jika kinerja sama dengan harapan, masyarakat puas. Sedangkan jika kinerja melebihi harapan, masyarakat akan sangat puas (prima).
            Untuk menerapkan pelayanan prima, harus diciptakan dahulu hal-hal yang menjadi standar pelayanan prima. Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan. Standar ini harus dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima layanan (masyarakat). Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan, wajib ditaati oleh pemberi dan penerima pelayanan.
           Petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat, berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan. 
            Dengan adanya standar, kita dapat mengetahui kualitas layanan yang diberikan. Hal ini menjadi penting sebagai bahan untuk koreksi diri (self correction) dan untuk pengembangan secara terus menerus.
            Pelayanan prima bukanlah suatu sistem kerja yang tidak mungkin dicapai. Pelayanan prima dapat dicapai, apabila kita berorientasi pada kepuasan masyarakat, obsesi terhadap mutu pelayanan yang diberikan. Diperlukan komitmen jangka panjang dari semua pihak untuk menciptakan apa yang disebut budaya pelayanan prima. Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan aparatur. Kerjasama tim dan semangat tidak cepat untuk puas. Perbaikan, baik sistem prosedur kerja, maupun sarana secara berkesinambungan.
            Demikian banyak aspek yang harus kita benahi. Oleh karena itu, sebagai langkah pertama, marilah kita semua bersama-sama berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Lakukanlah hal-hal terbaik ditempat kita bertugas, karena kita semua mempunyai tanggung jawab moral, baik kepada Tuhan, masyarakat, dan diri sendiri, selaku aparatur pemerintah, untuk ikut membangun dan mensejahterakan masyarakat melalui bidang kita masing-masing.
Marilah kita coba lakukan sebuah perjalanan menuju komitmen,sebagai berikut :
1. MAKNA DARI KOMITMEN
Komitmen seperti halnya motivasi, bukanlah sesuatu hal yang bisa kita amati secara langsung. Kita mengartikannya bahwa hal itu timbul dari apa yang dikatakan dan dilakukan orang. Paling sedikit ada dua jenis perilaku yang mencirikan komitmen pegawai. Pertama, pegawai nampaknya memusatkan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaannya. Kedua, yang berkaitan kemauan mereka untuk melakukan pengorbanan pribadi untuk mencapai tujuan tim atau tujuan organisasi mereka.
Pusat perhatian / Fokus :
Setiap pegawai yang merasakan terikat di dalam organisasi, maka yang bersangkutan akan menaruh perhatian untuk setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan oleh karena itu tidak jarang ia begitu menunjukkan perubahan dalam berperilaku. Dengan pikiran diatas, maka salah satu dari hal yang kita maksudkan dengan orang yang mengemban peran ialah bahwa mereka mempunyai suatu focus / pusat perhatian. Terkadang fokus ini sedemikian mencekamnya sehingga nampak seorang mereka berada pada keadaan seperti menderita karena pemandangan di terowongan. Bila kita mepertanyakan mengenai “apa pendapat anda mengenai kualitaskah yang paling penting ataukah atribut yang berkaitan pengembanan yang harus dimiliki Seorang Kepala Seksi agar bisa berhasil ?” Seluruh mereka mengatakan bahwa para Kepala Seksi harus yakin bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang paling penting di dalam Satuan Kerja / instansi tersebut. Dan bilamana mereka kehilangan komitmen mereka terhadap tujuan mereka sendiri atau mempertanyakan nilai kepentingan maka mereka akan menjadi rugi. Akan tetapi orang biasanya adalah terlebih dahulu diembankan terhadap kualitas. Sistem tidaklah menghasilkan kualitas, oranglah yang menghasilkannya. Mereka bisa mnghasilkannya walaupun sistemnya buruk. Mereka bisa memproduksinya bila manajemennya dan supervisinya tidak buruk. Peranan dari manajer adalah untuk membebaskan orang sehingga mereka bisa melakukan komitmen mereka terhadap kualitas tanpa adanya rasa takut. Jadi fokus yang merupakan sifat dari komitmen biasanya adalah mengakibatkan adanya kualitas
Pengorbanan Pribadi :
Kemungkinan seseorang yang yakin bahwa ukuran kekuatan dari komitmen adalah bagaimana tingkat kemauan seseorang untuk melakukan pengorbanan pribadi untuk memenuhi komitmen. Tentu saja ada batasnya di dalam derajat pengorbanan tersebut dan bisa dilakukan seseorang. Akan tetapi penting untuk meramalkan bagaimana keadaan batas tersebut. Suatu slogan yang melukiskan hubungan antara komitmen dan pengorbanan adalah dijelaskan oleh seorang bermain sepak bola. Dia mengatakan bahwa salah satu dari ketentuan paporit adalah bilamana anda tidak bisa bermain keras maka ada tidak bisa akan main. Keluhan2 yang saya dengar diutarakan para manajer (Kepala Seksi) paling sering adalah mengenai fungsi pelayanan dan fungsi administrasi di dalam organisasinya ialah bahwa orang di dalam fungsi tersebut tidak komitet sampai pada garis dasarnya dan mereka tidak memiliki gambaran besarnya. Manajer tersebut kemungkinan adalah benar tetapi mereka tidak melihat pertangungjawabannya sendiri terhadap permasalahan itu. Bagaimana caranya mereka merasakan komitmen terhadap tugas pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan bilamana mereka tidak mempunyai keterkaitan terhadapnya ? Dalam organisasi yang sama suatu peringatan yang sering terjadi dari manajer ialah : saya tidak pernah melihat orang menyerahkan catatannya dengan tepat waktu. Manajer tersebut mengeluh mengenai kurangnya komitmen tetapi bagaimana caranya mereka bisa mengharapkan komitmen dari orang yang diminta melaksanakan tugas yang hanya seperti menjadi pembantu didalam kegiatan organisasi yang di jalaninya? Makna dari contoh tersebut ialah bahwa bila kita ingin orang mengemban bersama komitmen yang sama tentang tujuan perusahaan dan organisasinya maka kita harus membuat mereka sadar apa adanya tujuan tersebut. Komitmen adalah lanjutan dari makna. Suatu tugas hanyalah merupakan tugas sampai seseorang mengidentifikasi hal itu dan melihat maknanya untuk apa seseorang berbuat, selanjutnya hal itu menjadi komitmen. Orang tidaklah melakukan pengorbanan kecuali apa yang mereka lakukan mempunyai arti. Orang butuh menghubungkan apa yang mereka lakukan terhadap sesuatu keseluruhan yang lebih luas. Didalam pekerjaan orang butuh mengenai cara mereka berkonstribusi terhadap keberhasilan organisasi mereka. Ringkasnya, komitmen adalah nyata di dalam fokus dimana orang menunjukkan untuk mengemban mencapai tujuan dan ukuran yang paling pasti dari komitmen ialah didalam hal pengorbanan pribadi dimana orang mau melakukannya untuk mencapai tujuan tersebut.

2. MEMBANGUN KOMITMEN
Bilamana sesuatu tugas utama dari manajer (Kepala Seksi) adalah untuk menciptakan komitmen dan memusatkannya pada staff, maka manajer tersebut harus mempunyai pemikiran yang jelas tentang komitmen dan tujuan komitmen tersebut.
Memandang komitmen sebagai suatu bangunan yang ditopang oleh empat tiang, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kejelasan, sebagai tiang pertama :
Perencanaan strategi yang formal dan sangat jelas haruslah menjadi serangkaian aktivitas yang umum terjadi di dalam organisasi. Perencanaan strategi (bilamana hal itu efektif) adalah melakukan paling sedikit dua hal : Hal itu memperjelas apa yang dimaksud organisasi untuk dilakukan dan memperjelas apa yang dimaksudkan organisasi dalam bentuk arti keberadaannya. Perencanaan yang efektif bisa dilakukan pada setiap tingkat organisasi. Anda pernah melihat organisasi dalam perencanaan strateginya hanyalah dilaksanakan sebagai basa basi pada bagian puncaknya sehingga supervisi tingkat pertama melakukan muatannya sendiri. Anda melihat struktur dalam organisasi dimana nilai2 kerjasama dan loyalitas yang satu dengan yang lainnya adalah mendalam di samping adanya ketidak hadiran mereka didalam pengembangan organisasi yang lebih luas. Agar komitmen di dalam pekerjaan menjadi timbul, seorang karyawan haruslah mempunyai suatu fokus. Fokus tercipta dengan cara mengkomunikasikan tujuan strategi dengan nilai2 inti dari organisasi ke bawah melalui masing2 tingkatan. Pada masing2 tingkatan tujuan tersebut dan nila2nya haruslah dijabarkan kedalam pekerjaan dan keputusan2 dari masing2 manajer dan karyawan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin mengadakan perhitungan yang mendalam tentang pentingnya membentuk dan mengkomunikasikan nilai2 dari organisasi. Sama tidak mungkinnya untuk mengukur kerugian di dalam pelaksanaan yang terjadi bilamana nilai2 tidak dikomunikasikan dan yang lebih buruk lagi bila dikomunikasikan tetapi tidak dilaksanakan. Tanpa ada kejelasan strategi tidak mungkin terdapat fokus dan tanpa adanya fokus maka tidak akan terdapat komitmen.
Kompetensi, sebagai tiang kedua :
Terdapat dua unsur dimana para manajer harus membangun kompetensi dari karyawan :
• Mereka harus menjamin bahwa karyawannya mempunyai penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk melaksanakan tugasnya.
·         Mereka harus yakin bahwa karyawannya mempunyi kepercayaan diri untuk melaksanakan tugasnya.
Beberapa para manajer keberatan terhadap pemikiran bahwa mereka harus bertanggung jawab untuk mengembangkan pegawai. Mereka mengatakan bahwa: Hal itu adalah pertanggungjawaban mereka untuk mengembangkan diri mereka sediri, termasuk pada waktu-waktu perusahaan mengharuskan mereka melakukan tugasnya dan bila mereka ingin mempelajari suatu hal, maka mereka bisa melakukannya di dalam waktu mereka sendiri.
Sesuatu hal yang tak dapat disangkal bahwa individu mempunyai pertanggungan jawaban akhir untuk mengembangkan diri mereka sendiri. Hal tersebut bukanlah menguatkan bahwa seluruh sumber didalam organisasi haruslah memperbaharui kembali diri mereka sendiri atau teknologi haruslah memperbaiki diri sendiri.
Para manajer yang membantu karyawannya meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya, termasuk juga membangun komitmen dari karyawan tersebut terhadap pelaksanaan yang superior dan pelaksanaan yang tangguh.
Bagaimana caranya untuk membangun kompetensi ? Dengan jelas adalah latihan yaitu latihan di ruang kelas, latihan di tempat tugas, studi banding dsb. Beberapa organisasi ada yang mempunyai program latihan secara luas atau program pengembangan pengajaran.
Jadi dengan pelatihan merupakan suatu cara mengadakan dukungan dan pemantapan pada karyawan yang melakukan suatu tugas yang baru, sehingga dengan pelatihan adalah memperlancar pelajaran karena hal tersebut memerlukan waktu dan dipusatkan pada hal-hal nyata apa yang perlu diketahui oleh masing-masing karyawan.
Pengaruh, sebagai tiang ketiga :
Pengaruh adalah perhatian ketiga dari komitmen. Karyawan tidak mempunyai pelaksanaan yang hampir mendekat sempurna, mereka secara konsisten menolak sesuatu input didalam pekerjaannya dan berharap untuk mengikuti dengan tanpa bertanya terhadap keputusan dari pimpinannya.
Dengan memperluas pengaruh terhadap karyawan akan bisa terjadi komunikasi terhadap program yang di jalankan sehingga terjadi sebuah progam yang lebih baik dari sebelumnya. Kadang hal itu bisa juga dapat dilaksanakan dengan cara kelompok kecil dan tim khusus umpanya lingkaran kualitas, tim produksi, dan gugus penasehat. Hal itu bisa diperluas melalui pembicaraan yang informal dan pembicaraan sewaktu bekerja yang manajer lakukan bersama dengan bawahannya.
Untuk melukiskan bagaimana pentingnya pengaruh di dalam mengembangkan komitmen karyawan menuju perbaikan dan ketangguhan, pelaksanaan superior, pikirkanlah mengenai organisasi dimana para anggotanya memiliki pengaruh yang paling kecil.
Suatu cara untuk membantu para manajer adalah memulai untuk memperluas pengaruh terhadap bawahan yang didasarkan pada model yang diperlihatkan di dalam tabel dibawah ini, terdapat tiga buah bidang pengaruh di dalam setiap bidang, sebagai berikut :
Peluang Untuk Memperluas Pengaruh Pegawai :
1. Innovation 2. Planning 3. Problem solving
Inovasi :
Inovasi adalah proses pengembangan dan penerapan pemikiran yang baru. Manajer melibatkan bawahan dan karyawan pendamping di dalam proses inovasi melalui hal berikut :
·          Mengadakan input artinya mendorong mereka untuk menampilkan pemikiran yang baru.
·         Membuat keputusan arinya mengijinkan mereka untuk membantu memutuskan pemikiran yang mana yang akan iuji atau dikembangkan.
·         Penerapan artinya membantu mereka untuk memperoleh dukungannya untuk pemikiran yang baru tersebut.
Hal yang dikemukakan diatas memerlukan disiplin untuk mendorong pemikiran yang baru.
Perencanaan :
Para manajer juga bisa memperluas kesempatan dari para bawahan dan karyawan pendamping untuk berpartisipasi didalam berbagai macam proses perencanaan dari organisasi, umpamanya perencanaan kerja, perencanaan anggaran, merencanakan perubahan organisasi, membuat tujuan kelompok kerja dan sebagainya. Bawahan dan karyawan pendamping bisa dilibatkan didalam tiga buah cara :
·         Mengadakan input artinya mengembankan mereka menyediakan informasi, data dan anjuran mengenai anggaran, tujuan tim, perubahan terencana, dan sebagainya.
·         Pembuatan keutusan artinya berpartisipasi didalam memutuskan mengenai difinisi persoalan, mengenai persoalan yang mana yang akan diselesaikan dan sebagainya.
·         Penerapan artinya merancang penyelesaiannya, mengemban dan mengevaluasi strategi dan sebagainya.
Pelatihan adalah kunci penting untuk memperluas pengaruh karyawan. Di dalam pembicaraan pelatihan mereka bersama karyawan, manajer mengijinkan karyawan secara aktif mengidentifikasi kebutuhan mereka sendiri dan membantu membentuk cara-cara kebutuhan tersebut agar terpenuhi. Pelatihan bisa melibatkan karyawan didalam menyusun harapan pelaksanaan mereka sendiri dan tujuan karir kerja mereka sendiri.
Hal itu bisa secara aktif mengembankan mereka didalam menemukan cara-cara untuk memperbaiki pekerjaan mereka dan pelaksanaan mereka.
Apresiasi / Penghargaan sebagai tiang keempat :
Kaki yang keempat yang mendukung komitmen adalah apresiasi, oleh karena itu bagi seorang manajer yang berpendidikan akan mengatakan kepada anda mengenai dari mana saya berasal, apresiasi yang anda peroleh untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik ialah bahwa anda perlu menjaga pekerjaan anda. Komitmen terhadap pelaksanaan yang unggul / superior ialah merupakan suatu fungsi dari kejelasan, kompetensi, pengaruh dan apresiasi.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara pengembanan apresiasi tersebut (terutama sesuatu yang bersifat informal) sehingga mereka mempunyai pengaruh yang maksimum. Tentu saja kita perlu mengetahui pelaksanaan yang terbaik. Pencapaian tugas yang mempunyai arti lebih luas dari sekedar melakukan suatu pekerjaan dengan baik.
Cara lainnya (kedua) untuk meningkatkan apresiasi adalah membuatnya dapat diketahui banyak orang, sehingga ia merasa dihargai dalam organisasi dengan demikian akan memberikan daya dorong kepada yang bersangkutan untuk memberikan konstribusi dalam pekerjaannya menjadi lebih baik.
Cara yang ketiga untuk menambahkan arti terhadap apresiasi ialah dilakukan hal-hal secara kreatif atau bahkan secara gigih. Seorang eksekutif menyerahkan suatu tanda penghargaan dengan suatu piagam penghargaan  dengan tanda terima kasih yang dituliskanya dengan tangan.
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, maka kejelasan, kompetensi, pengaruh dan apresiasi tersebut terdapat pada tempat kerja akan memberikan daya dorong dalam memajukan pegawai yang telah memusatkan perhatiannya dan kemauan berkorban untuk membangun komitmen.  
4. KESIMPULAN
Pertama :
Komitmen dari karyawan adalah kunci penting terhadap pelaksanaan organisasi yang terbaik.
Komitmen adalah dibuktikan oleh 1) Berpikiran tunggal, perilaku terpusat ; 2) Kemauan untuk berkorban karena sebab tersebut.
Kedua :
Komitmen adalah didukung oleh 1) Kejelasan mengenai tujuan dan nilai-nilai ; 2) Kompetensi dari karyawan yang memungkinkan keberhasilan ; 3) Derajat pengaruh yang dimiliki karyawan dan ; 4) Apresiasi yang dinyatakan untuk diberikan kepada karyawan karena konstribusinya / sumbangannya.

Hidup adalah pilihan, diam atau menuju perubahan. Kini semuanya kembali terpulang kepada kita semua, apakah kita mau untuk berkomitmen dan memberikan pelayanan terbaik sebagai abdi Negara ? Atau kita hanya akan bekerja sebagai seorang aparatur yang biasa-biasa saja ?

DIRGAHAYU KORPRI......selalu ada di kiri dadaku
»»  READMORE...

Rabu, 14 November 2012

RIZQY YANG LUAR BIASA (sebuah catatan kelahiran anakku yang ke tiga)


Ku tuliskan catatan ini sebagai sarana bagiku untuk mengingatkan pada saatnya nanti betapa besar dan bermaknanya waktu yang di lalui bersama keluarga…
 
Minggu, 4 Nopember 2012…10.00WIB ….catatan ini berawal
Waktu itu Saya dan isteri serta anak-anakku Mas Rizqy dan Mas Haidar…dua jagoanku lagi bercengkerama dan bermain main bersama…tertawa bersama..
Tiba tiba isteriku mengeluh dan di bagian belakang “dasternya” berdarah…kupikir wah sudah waktunya melahirkan nich…pikirku…namun ternyata tidak..itu adalah darah dari ambein yang diketahui isteriku mengganggu minggu terakhir ini….

Dengan sedikit panik dan cemas Ku telphon Dokter obsgyn yang biasa kita kontrol, dr.MUH.SUDIAT,SPOG(K) Beliau waktu itu baru di Luar kota karena acara keluarga, “ini bagaimana pak? Tanyaku setelah kuceritakan yang terjadi dengan isteriku..Di ujung Telphon beliau memberi penjelasan bahwa mau tidak mau harus operasi untuk kelahiran anakku yang ketiga ini…Setelah menerima penjelasan secukupkan lewat telphon dan untuk kontrol kembali esok paginya kusampaikan pada isteriku..”Ehm..Gimana Pak?” …”Harus Operasi jawabku singkat”… “Pak aku takut….” Sejak di vonis SC untuk melahirkan anakku yang ketiga ini, sejak itu pula isteriku bertanya pada temen temanku maupun teman temannya yang melahirkan lewat Caesar…

Senin , 5 Nopember 2012… 08.00 WIB
RB PELITA…yah disinilah tempat kontrol isteriku dan tempat kelahiran anakku Mas Rizqy dan Mas Haidar. Hari ini penentuan dimana dan kapan isteriku melahirkan…satu persatu yang datang kontrol di panggil dan tibalah giliran isteriku..
“gimana bu? “..Monggo saya periksa….”
Setelah chek tensi dan dengan USG di ketahui semua baik, normal dan siap untuk di lahirkan…

Akhirnya terjadi pembicaraan serius antara aku isteriku dan dokter Sudiat, dan diputuskan besok pagi tanggal 6 nopember 2012 jam 05.00 di RS Banyumanik Semarang …dilaksanakan operasi Caesar untuk istriku melahirkan anak yang ketiga…Ku telphon pihak RS untuk bisa saya pesan tempat proses operasi isteriku.dan waktu terus berjalan tanpa bisa dihentikan..terus berjalan seiring kegelisahanku dn ketakutan isteriku yang Nampak dari raut wajah isteriku

Jam 20.00 RS Banyumanik Semarang.
Dengan Jalan pelan menuju ruangan kamar rawat inap setelah sebelumnya mengisi biodata yang di perlukan. Saya dan isteriku membawa alat secukupnya…

Jam 23.00 isteriku di pasang infuse dan puasa jelang operasi, perawat dan bidan memberikan penjelasan untuk persiapan besok pagi.

Dari menit ke jam, dan sejak itu isteriku tidak tidur sama sekali…”bu tidur tho sudah dari kemarin ibu ndak tidur..” karena sejak minggu itu isteriku tidak tidur…”pak..aku takut…” hanya itu ucapan yang keluar dari mulut isteriku…
Bu, yuk berdoa dan terus berdoa semoga semua sehat  dan pelaksanaan lancar…Ku SMS dan telphon saudara saudaraku…mohon untuk ikut berdoa demi kelancaran proses operasi isteriku..

Selasa , 6 Nopember 2012 jam 05.00
Semua tim sudah datang, isteriku di bawa ke ruangan operasi dan aku menunggu di luar ruangan, gelisah…menit ke menit terasa lama sekali..dan tepat di jam 5.24 anakku ketiga lahir …ibunya sehat dan Alhamdulillah ..Salah Satu tim dokter kebetulan ku kenal dokter Dwi Wastoro, SpA (K) “dia Cewek tulen dan Selamat Ya”.. kata dokter anak tersebut setelah keluar dari ruang operasi..
“Alhamdulillahirobbil alamin, kubaca doa dan terus memuji kebesaran Nya…terima kasih isteriku…” sampai saya di panggil..”suaminya Ibu Endang…ini pak bayinya kalo mau di kumandangkan adzan di kupingnya….” “ ya bu” ku jawab…

Itulah Sekitar seminggu yang lalu, tepatnya 6 Nopember 2012, istri saya menjalani operasi caesar untuk kelahiran anak ketiga kami. Walaupun tanpa rencana sebelumnya, alhamdulillah semuanya berjalan lancar, bayi kami sehat dan ibunya pun selamat. Rasa khawatir tentu saja ada, walaupun ini adalah bukan kelahiran pertama, tapi ketiga untuk melahirkan secara normal, meminimalkan persiapan untuk operasi dan hanya menyiapkan mindset untuk lahir normal. Ini sempat berakibat sedikit kepanikan saya waktu operasi akan dilangsungkan. Tapi alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik. Sekarang tinggal menjalani masa penyembuhan pasca operasi yang justru merupakan tantangan yang lebih untuk ditaklukkan.

Penyembuhan pasca operasi juga menjadi salah satu alasan mengapa pada awalnya istri berusaha untuk melahirkan secara normal. Ya tentu sangat berbeda, dg kelahiran normal, katanya, si ibu bisa lekas dapat pulih dan beraktivitas wajar dalam hitungan hari. Dengan operasi sesar, dalam hitungan hari, sang ibu baru bisa berjalan dengan tertatih  plus menahan rasa nyeri yang masih sering muncul. Bahkan beberapa kali, istri sempat tidak tahan menahan rasa sakit itu sehingga harus diberi semacam anestesi untuk mengurangi rasa sakit. Bekas operasi juga butuh waktu untuk benar2 pulih. Beberapa hal sedang dicoba untuk mempercepat pemulihan, ada yg memberitahu ttg obat china (blm dicoba).
Saya yakin memang semuanya butuh proses, waktu, kesabaran, ketelatenan, jg doa tentunya. Saat ini istri sudah lumayan lebih baik, bisa berjalan dan beraktivitas di rumah walau masih sangat terbatas. Ya, mudah2an saja penyembuhan ini segera berhasil dg baik. Memang butuh pengorbanan untuk meraih keberhasilan.
Alhamdulillah, terima kasih ya Rabb, atas karunia dan amanah ini, moga kami bisa menjaganya dan menjadi orang tua yg terbaik utk anak2 kami. 
Selamat datang anakku…aku , ibumu dan kakak kakak mu menunggu senyum ceriamu…
I LOVE U…

»»  READMORE...