Minggu, 23 Juni 2013

ANAK DAN RANGKING (Catatan atas Prestasi anakku di Kelas 1 di semester Genap)





Catatan ini ku tulis atas prestasi anakku, RIZQY BAHTIAR HAPSARA PUTRA aku menghargainya sebagai sebuah prestasi yang di usahakan oleh anakku dan Allah SWT memberi jalan untuk dapat mencapainya.

Anakku sekolah di SD NEGERI 1,3,6 UNGARAN kemarin terima raport tanggal 21 Juni 2013 , (satu hari setelah anakku ulang tahun yang ke 7)…sebuah hasil yang di tunjukkan pada keluarga sebagai sebuah limpahan rahmat yang luar biasa.

Dia rangking 1 dari 28 orang siswa dalam kelasnya, di umumkan saja saat pembagian. Memang tidak di tulis di raport kalo rangking 1 namun di umumkan bu guru saat pembagian di pagi itu. Haru campur bahagia karena yang ku anggap agak usil, bandel dikit dan bikin jengkel tapi ternyata di balik itu muncul sebuah prestasi.

Setelah sambutan dari bu SRI HARTINI sebagai guru anakku, kemudian di lanjutkan dengan pertemuan paguyuban Kelas IB , ada informasi yaitu anakku tidak lagi di SD RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) tapi sekarang jadi SBN (Sekolah Bertaraf Nasional). Dan pengumuman pengumuman yang lain berkaitan dengan sekolah anakku selanjutnya di kelas dua.

Kegembiraan tampak di mata anakku, adik - adiknya dan ibunya setelah raport ku serahkan dan di liat isteriku. Kepeluk mesra dan “ku ucap selamat ya nak, rangking 1 sukses selalu…”. Dia jawab…Horeeee jawab anakku.

Sedikit catatan ini sebagai sebuah keindahan untuk mengingatkan akan kewajiban sebagai orang tua atas titipan amanah yang harus di jaga. Saya teringat sebuah nasehat yang ku catat dan ini bagi semua orang tua.

Sebagai nasehat dan dapat dijadikan bekal ketika menjadi orang tua dan memiliki anak penting dan yang harus kita pahami dari tujuan kita dalam berperan sebagai orang tua dan juga mendidik anak, yaitu menjadikan Sprititual sebagai pondasi dasar dalam mendidik anak sehingga anak mampu membangun kecerdasan emosi dan intelektualnya dengan kuat dan tidak goyah. Tentunya untuk membangun itu semua dibutuhkan sebuah perencanan atau planning dalam membangun dan mendidik anak didalam lingkungan keluarga.
Tujuan dalam mendidik seorang anak, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an:

1. Agar anak taat untuk Mengabdi Kepada Allah SWT
“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepadaKu…” Q.S. Adz Dzaariyaat 51:56
2. Agar anak mampu memenuhi perjanjian dialam ruh
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?Benar,kami bersaksi.” Q.S. Al A’raaf 7:172

3. Menjadi Khalifah di Muka Bumi
 ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi''. (Al-Baqarah:30).

4. Agar anak mampu menghadapi ujian hidup
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Al-Anbiya’: 35)

5. Agar anak mampu bertanggung jawab kepada Allah SWT
Apakah manusia itu mengira bahwa dia akan dibiarkan begitu saja tanpa (tanpa pertanggungjawaban)?” (QS: al-Qiyamah/75:36).

Kemudian mengenai tahapan dalam mendidik seorang anak, kita pun bisa menemukan jawabannya didalam Al-Qur'an yaitu pada surat Lukman ayat 12-19,
Insya Allah sebagai bekal pengalaman untuk keluarga dan anak, bagaimana menjadi sosok orang tua yang penyayang yang mampu membimbing anak anaknya untuk tumbuh menjadi pribadi yang memiliki karakter yang baik.
Dalam sebuah pusi pun di tunjukkan kepada kita,

Children Learn What They Live
(by Dorothy Law Nolte)


If a child lives with a criticism,
he learns to condemn.
If a child lives with hostility,
he learns to fight.
If a child lives with ridicule,
he learns to be shy.
If a child lives with shame,
he learns to feel guilty.
If a child lives with tolerance,
he learns to be patient.
If a child lives with encouragement,
he learns to be confident.
If a child lives with praise,
he learns to appreciate.
If a child lives with fairness,
he learns to justice.
If a child lives with security,
he learns to have faith.
If a child lives with approval,
he learns to like himself.
If a child lives with acceptance and friendship,
he learns to find love in the world.


Anak Belajar Dari Kehidupannya

Jika anak dibesarkan dengan celaan,
ia belajar mamaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian,
ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan,
ia belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
ia belajar kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
ia belajar menyenangi dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
 Semoga Bermanfaat dan Sukses dengan berkah dari Allah SWT,
 “Selamat ya Nak”

Salam Sun Sayang dari Bapak, Ibu, dik Haidar dan dik Sekar…..mmmmmuahhhh (y) :D :D

»»  READMORE...