Rabu, 31 Juli 2013

MENARIK DAN INSPIRATIF (Catatan Kecil tentang pengisi waktu untuk sebuah kreatifitas)


Lebaran akan segera tiba setelah kita berpuasa dan berharap sebuah berkah selalu bersama dengan kita dan seluruh umat islam yang menjalaninya. Tak lupa pula menata dan persiapanpun di lakukan oleh siapapun mulai dari kakek nenek, tuk menyambut keluarga besar, bapak ibu untuk pertemuan keluarga, anak anak pun tak mau ketinggalan dengan melihat kesana kemari baju yang pas buat berlebaran bersama keluarga. Aktifitas dilakukan mulai sekedar makanan kecil untuk di hidangkan di meja, mulai dari membuat sendiri sampai pesan pada pembuat roti. Bahkan tak mau ketinggalan buat menemani makanan tersebut pun di siapkan sebuah wadah tempat minuman yang sederhana menjadi sesuatu yang luar biasa.



Tulisan ini, saya buat sebagai ungkapan hati saya atas kebanggaan saya pada teman kantorku. Catatan inipun kubuat setelah melihat betapa sebuah ide bisa menular dan menjadikan kebaikan bagi sesama, ya teman kantor menjadi inspirasi bagi teman sekantor yang lain. Nama panggilanya bu Ninuk (staf di ruangan kantor saya). Berawal dari kesibukan yang telah terbagi waktunya dengan baik, kapan bekerja, kapan istirahat dan kapan berkarya seni beliau mengawali dengan hanya sendiri merangkai satu persatu manik manik kecil, kelopak bunga dan kawat pengait, dalam suatu waktu kusapa dan agak terkejut bu Ninuk menjawab namun dengan tetap tersenyum, “ bikin apa bu?” kataku. Dan di jawab “ ini loh pak ngisi waktu sebelum pulang kantor, dan kalo pas di rumah menjelang berbuka”..dengan menghentikan sejenak kesibukanya untuk mengawali pembicaraan ini.
“Wah asyik donk punya kesibukan” sambil ku pegang hasil karya bu Ninuk. “ Wah kalo ini bisa di jual kembali donk bu?”
“Ndak kok pak..buat di hadiahkan aja khan lebih bermanfaat”…kata bu Ninuk berikutnya, kalo mungkin malah temen temen bisa belajar bersama untuk merangkainya. “ wah bagus kalo begitu.

Dan sedikit pembicaraan ini menarik bagi teman teman karyawati yang lain , sedikit diskusi kecil dan terjadilah dialog dialog yang saya tak mungkin ceritakan satu persatu. Dengan kesimpulan bu Ninuk untuk ngasih tahu cara dan proses hingga selesainya karya yang luar biasa tersebut. Satu persatu di buat dan pesanan untuk belajar pun datang mulai dari seruangan kantor ( ada bu Farida, bu Umi Salamah, bu Tutik, bu Daryatun, bu Unisah, bahkan om Okky , dan tak lupa om Dwi K) sampai ke kantor sebelah. 


Inilah keluar biasaan tersebut. Hanya dengan sedikit stimulanpun banyak yang pesan. Inspiratif sekali. Moment yang tepat dan bisa jadi contoh buat kegiatan di sela sela kesibukan sehari hari, di kantor menjelang pulang, dirumah sembari menunggu berbuka puasa dan pengisi kegiatan anak putrinya seperti di katakan , Bu handarwati.
Dan hasilnya pun banyak yang sudah di bawa pulang buat persiapan Lebaran…






Selamat Lebaran, jangan lupa saling memaafkan dan mempromosikan ini karyaku loh, bisa pesan kalau mau he he he he… :D :D :D


»»  READMORE...

Jumat, 19 Juli 2013

JANGAN BERTERIAK, NAK (catatan keributan kecil di pagi hari...)

tantrum_zps57648814

"Pusing" itulah kalimat yang sering terdengar dari mulut ibunya di saat semua nak anakku pada ribut, ndak Rizqy(anak pertamaku) ndak Haydar (anak keduaku) atau bahkan si Sekar (anak ketiga ku). Semua ndak bisa di atur karena bicara keras sehingga saling berteriak antara satu dan lainnya karena ingin di perhatikan dan merasa benar. Memang ini tidak berlangsung lama namun cukup membuat saya dan istri kerepotan juga. yah namanya anak anak. kalimat itulah yang membuat jadi longgar tentang anak berteriak dalam berbicara.

Namun semua bisa teratasi dengan kelembutan ibunya untuk merayu mereka , anak-anakku. Kemarin sempat baca di sebuah artikel di salah satu blog yang membuat inspirasi bagi kami untuk bisa lebih baik lagi. dalam mengasuh anak. Semoga dan trus berupaya menjadi keluarga yang bisa saling berbagi dalam komunikasi tanpa teriakan,antara lain sebagai berikut penyelesainya .

Kali ini, saya ingin bercerita tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Nah, penduduk primitif yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa? Kebiasaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak.
Inilah yang mereka lalukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati. Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu.
Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya juga mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan.
Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya.
Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati. Nah, sekarang, apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk primitif di kepulauan Solomon ini? Ooow, sangat berharga sekali! Yang jelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.
Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda?
Ayo cepat!
Dasar lelet!
Bego banget sih! Begitu aja nggak bisa dikerjakan?
Jangan main-main disini!
Berisik!
Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati?
Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu tahu nggak!
Bodoh banget jadi laki/bini nggak bisa apa-apa!
Aduuuuh, perempuan kampungan banget sih!?
Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya:
Stupid, soal mudah begitu aja nggak bisa! Kapan kamu jadi pinter?!
Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesal,
Eh tahu nggak?! Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku kagak bakal nyesel!
Ada banyak yang bisa gantiin kamu!
Sial! Kerja gini nggak becus? Ngapain gue gaji elu?
Ingatlah! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita cintai.. Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita perlahan-lahan, pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan kita.
Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Teriakan, hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan? Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter. Mudah menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begitu jauh. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak!
Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi kerena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.
Jadi mulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada orang yang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya apabila Anda ingin segera membunuh roh orang lain ataupun roh hubungan Anda, selalulah berteriak. Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin dijauhi. Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya.
Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harus berteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita.
Mungkin banyak yang masih harus di perbaiki dalam tindakan kami sebagai orang tua, tapi semoga catatan kecil ini bisa jadi pengingat bahwa kita perbaiki diri orang tua , insya alloh anak anak kita pun akan mengikuti bahkan menjadi luar biasa, Semoga.
Sebuah janji hati, pesanku "Anakku tanpa teriak pun tujuan bisa kita capai dan SUKSES !!!!"

»»  READMORE...

Senin, 08 Juli 2013

Melatih Anak Berpuasa (Catatan kecil mengajari untuk latihan puasa anakku)


" Horeee nanti malam Tarawih ya Pak ya Buk?" tanya anakku Haidar setelah ketemu setelah pulang dari Kerjaan. Belum lagi saya jawab langsung anakku Rizqy bilang  " Betuuuul...nanti malam Tarawih". Ku jawab dengan hati hati dan sambil memberi pengertian bahwa kita menunggu pengumuman dari pemerintah tentang awal puasa. "Kalo dah ada pengumuman trus kita tarawih ya pak ? " lanjut Haidar dengan kelucuannya sambil minta gendong sama bapaknya. 
"OK siip ntar kita tarawih ke mushola dekat rumah". Dalam hatiku alhamdulillah anakku menyambut Ramadhan ini dengan penuh kegembiraan.

Sebenarnya banyak hal yang harus ku pelajari untuk bisa memberikan pengertian pengertian pada mereka, ehm selain buku yang ku baca juga dari berbagai informasi untuk semakin memperjelas pemahaman untuk itu. Bulan  Ramadhan merupakan momen pendidikan penting bagi kita sebagai orang tua. Banyak sekali hikmah ibadah Ramadhan yang mengarah pada pembentukan karakter terpuji bagi anak.  Berpuasa di bulan Ramadhan melatih kesabaran, keikhlasan, kekuatan,  kepekaan sosial dan kemampuan empati.

Pas lagi cari cari informasi nich ada pengetahuan sebagai referensi bagi kita sebagai orang tua (http://hizbut-tahrir.or.id/2013/07/08/melatih-anak-berpuasa/)

Mengapa Harus Dilatih?
Sebagai orang tua, kita seharusnya  melatih anak-anak kita yang masih kecil untuk melakukan berbagai hal yang akan dibebankan kepada mereka kelak  ketika mereka sudah baligh/dewasa. Latihan puasa ini dilakukan semata-mata agar kelak ketika baligh, mereka benar-benar sudah siap dan  mampu berpuasa sebagaimana orang dewasa. Jangan sampai ketika baligh, mereka baru berlatih puasa. Ini sama saja kita telah membiarkan anak-anak kita terjerumus ke dalam perbuatan maksiat yang mendatangkan murka  Allah SWT. Jika mencintai anak-anak kita, maka kita harus mengajarkan dan melatih mereka agar mau beribadah kepada Allah   dengan senantiasa mentaati  seluruh syariatNya. Ketaatan  inilah yang akan menjaga mereka dari siksa api neraka. Allah SWT  berfirman yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (TQS At Tahrim [66] : 6)
Melatih anak berpuasa adalah bagian dari syariat.  Imam Al-Bukhari telah meriwayatkan hadist Rubayyi binti Muawidz, ia berkata: Rasulullah saw mengirim utusan di pagi Asyura’ ke kampung-kampung Anshar dan berkata : “Siapa yang masuk waktu pagi dalam keadaan berpuasa maka sempurnakanlah puasanya, dan barangsiapa yang masuk waktu pagi dalam keadaan berbuka (tidak berpuasa) maka berpuasalah pada sisa hari itu”. Maka kamipun melakukan puasa Asyura’. Kami puasakan pula anak-anak kecil kami dan kami berangkat ke masjid dengan menjadikan mainan dari bulu buat mereka, jika ada salah seorang dari mereka menangis minta makanan, kami berikan mainan itu kepadanya sampai masuk waktu berbuka. (HR Bukhari dan Muslim)
Harus disadari bahwa puasa anak kecil yaitu anak yang belum baligh itu tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan sebagai sarana latihan. Pembebanan syariat itu disyaratkan baligh.  Jika syariat itu datang dan  memerintahkan orang yang belum baligh untuk melakukan satu perbuatan, atau datang memerintahkan pengasuh sang anak (wali) untuk mendorong satu perbuatan, maka itu sebagai sarana latihan saja, sebagaimana dikatakan oleh asy Syafi’i. Jadi, kalau orang tua  menyuruh anaknya  yang masih kecil berpuasa ternyata ia mau berpuasa, maka orang tua dan anak tersebut mendapatkan pahala, tapi jika ia menolak maka orang tua tidak berdosa, demikian pula anaknya. Yang membuat orang tua dan anak berdosa adalah ketika anak sudah baligh tetapi tidak berpuasa sedangkan orang tuanya tidak pernah mengajari dan melatihnya berpuasa.
Banyak hal yang bisa kita dapatkan dengan melatih anak berpuasa. Berlatih puasa di bulan Ramadhan, adalah  melatih keikhlasan. Bukankan puasa adalah ibadah yang tidak terlihat kecuali oleh Allah dan  orang yang berpuasa itu sendiri?. Di samping itu Juga melatih kesabaran dan kekuatan, bukankah anak diajak untuk bersabar dan kuat menahan lapar dan dahaga? Melatih puasa  juga melatih empati dan kepedulian anak. Ketika lapar, anak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang miskin yang tak selalu  bisa makan ketika lapar,  diharapkan  anak kemudian akan  peduli dan membantu mereka. Berlatih puasa juga membiasakan anak  untuk senantiasa menjaga perilakunya karena  puasa tidak akan bernilai jika tidak diikuti dengan perilaku yang baik.
Kapan Anak Dilatih Puasa?
Syariat tidak menetapkan umur tertentu kapan anak dilatih puasa. Perkaranya kembali pada kehendak sang wali, kesehatan dan kemampuan fisik sang anak (Mahmud Abdul Lathif, Tuntunan Puasa berdasar Al Quran).  Artinya, kita  bisa memulai kapan saja. Mahmud Abdul Latif menjelaskan bahwa sebaiknya anak diajak berpuasa  ketika berumur 5-7 tahun. Kisaran umur ini berdasarkan pemahaman terhadap hadist Rubayyi’ yang telah disebutkan di atas. Di hadist tersebut disebutkan bahwa anak-anak  diberi permainan ketika mereka puasa, maka hal ini menunjukkan bahwa umur anak-anak yang dilatih puasa oleh para shahabat Rasulullah saw-tanpa ragu lagi- berkisar antara 5-7 tahun, karena dalam kisaran umur seperti itulah anak-anak kecil bisa dipalingkan dari rasa laparnya dengan permainan
Melatih anak puasa harus dilakukan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Ketika masih balita, bisa dilakukan dengan memotivasi anak untuk senang  melakukan puasa karena ingin dicintai Allah. Dalam hal ini, kita harus memberikan keteladanan yang baik, karena anak akan meniru apapun yang dilakukan ayah dan ibunya. Ajak anak untuk sahur dan berbuka puasa bersama. Siapkan makanan dan minuman kesukaan mereka sehingga mereka mau ikut makan sahur dan yang lainnya.  Jika sudah bersekolah,  anak bisa mulai dilatih puasa pada saat di sekolah. Biasanya anak lebih mudah dilatih puasa jika bersama-sama dengan teman-temannya.
Ketika anak bertambah usia, dan bertambah kuat, anak bisa dilatih berpuasa lebih lama. Misalnya kita ajak anak berbuka saat dhuhur  sekitar jam 12. Kalau ternyata  kuat,  maka beberapa hari  kemudian kita ajak berbuka  jam 2 dan seterusnya. Setelah berbuka, anak bisa kita ajak untuk berpuasa lagi hingga masuk waktu magrib. Anak bisa dilatih berpuasa setiap hari, atau berselang seling, sehari puasa, sehari tidak dan sebagainya. Untuk mengalihkan anak  dari rasa lapar, kita bisa berikan kegiatan yang bermanfaat. Misalnya  mengajak melakukan pekerjaan tangan, mengajak main sandiwara, membacakan cerita, menonton film yang mendidik dan lain-lain.
Haruslah diperhatikan oleh setiap orang tua untuk tidak mengisi waktu puasa ini dengan membiarkannya bermain dengan permainan yang tidak mendidik seperti main game atau menonton televisi sepanjang hari. Jangan sampai kita berhasil melatih anak puasa tetapi ternyata justru  membiarkannya larut dalam berbagai kegiatan dan  tontonan yang merusak iman Islamnya.    Selain permainan, bisa juga kita alihkan rasa lapar anak dengan mengajaknya membantu kita mempersiapkan makanan dan minuman untuk berbuka. Kita juga bisa mengajaknya ke tempat tertentu, misalnya  berkunjung ke teman atau saudara, berkunjung ke masjid-masjid sekalian mengantarkan makanan untuk berbuka puasa dll.  Jika dengan berbagai cara anak sudah sangat sulit dikendalikan hingga  marah dan ngambek, cobalah periksa, jangan-jangan ia memang sakit sehingga harus membatalkan puasa.
Ketika anak sudah berumur 7 tahun ke atas  hingga sebelum baligh , proses pengajaran dan pelatihan harus lebih serius.  Hanya perlu diingat bahwa kita tetap tidak boleh memaksa anak berpuasa  karena puasa anak adalah tahap belajar dan berlatih bukan tahap  taklif (pembebanan hukum).  Di usia ini, anak seharusnya didorong untuk berpuasa karena keinginan taat padaNya bukan karena dorongan  ingin dipuji atau ingin mendapatkan materi seperti uang. Karenanya, alangkah baiknya kalau kita tidak mengiming-imingi anak dengan imbalan materi agar ia mau puasa. Kalaupun kita ingin memberinya, maka  berilah di akhir bulan puasa  dan sampaikan bahwa itu bukan imbalan akan puasanya tetapi hanya  hadiah dan tanda cinta dan syukur kita karena ia telah menjalankan salah satu ketaatan kepada Allah.   Perlu ditanamkan juga  kepada anak bahwa kedua orang tuanya sangat mencintainya dan menginginkan anaknya selamat baik di dunia maupun akhirat, dan itu hanya didapatkan dengan cara beribadah kepada Allah dan taat dengan seluruh syariahNya, termasuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Keberhasilan Melatih Anak Berpuasa
Melatih anak berpuasa adalah menjalankan syariat. JIka latihan puasa ini dilakukan dengan cara tepat, maka Insya Allah tidak akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan maupun pertumbuhan anak. Untuk itu, ada beberapa hal yang   harus kita perhatikan, seperti memilih makanan dengan memperhatikan kecukupan dan keseimbangan nutrisi untuk pertumbuhan anak . Kemudian membantu anak mengelola waktunya.  Misalnya, apakah anak sulit  bangun pagi? jika benar, maka ia pasti sulit makan sahur. Maka harus dicari cara tepat agar anak bisa bangun untuk makan sahur. Misalnya tidak tidur terlalau malam atau yang lainnya.  Dan jangan lupa mengkondisikan anak supaya  melakukan puasa dengan senang,  tidak karena terpaksa.
Teriring do'a semoga Alloh SWT senantiasa memberikan keberkahan dalam keluarga kita semua ...Amin




»»  READMORE...