Kamis, 30 Mei 2013

ISO 9001:2008 Masih Perlukah ? (Catatan tentang Pro Kontra diterapkan di PEMDA)

@berhenti sejenak dan berfikir
Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia, hal ini tertuang dalam UUD 1945. Jelas bahwa, dalam UU No. 36/1992 dan diperbaharui dengan UU No. 36/2009 disebutkan, setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayan kesehatan.
Era reformasi memberikan kebebasan kepada Pemda untuk menyelenggarakan pemerintahan melalui otonomi daerah diatur dalam UU No. 32/2004. Selain itu era reformasi juga membuat masyarakat yang mendapat pelayanan instansi Pemerintah menjadi lebih kritis. Salah satu sasaran yang banyak disuarakan masyarakat kepada Pemerintah adalah berkaitan dengan kondisi / kualitas pelayanan publik, khususnya yang diselenggarakan oleh Pemerintah melalui instansi pelaksanakanya baik pada Pemerintah Pusat maupun Daerah.
Dikatakan dalam setiap pelayanan termasuk layanan kesehatan, masyarakat menginginkan kepuasan pelayanan (customer satisfaction), atas dasar prinsip-prinsip cepat, transparan, tidak berbelit-belit, mudah, waktu yang pasti, dengan biaya terjangkau, dan tidak menimbulkan pungutan tidak resmi.
Maka diperlukan penerapan Standar Manajemen Mutu (SMU), dalam pelaksanaannya mencakup beberapa faktor. Antara lain faktor mentalitas, kecakapan, kejujuran, manajemen partisipatif dan mengutamakan kualitas kerja. Mentalitas, adalah kesediaan bekerja secara sungguh-sungguh, dengan niat, jujur, dan bertanggungjawab.
"Mengingat Dinas Kesehatan dan unit-unit di bawah koordinasinya, merupakan SKPD dengan tupoksi melayani masyarakat, diharapkan dalam menerapkan SMU sesuai  Sertifikat ISO 9001:2008, perlu konsisten, tidak boleh kendor, dan membutuhkan komitmen pimpinan," Sebagai Peningkatan Komitmen Penerapan dan Pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu IS0 9001:2008 Jajaran Dinas Kesehatan;
Selain mutu pelayanan di bidang kesehatan, juga membuka akses masyarakat untuk menyampaikan keluhan-keluhan selama memperoleh pelayanan. Itu berarti, para pimpinan dan petugas kesehatan perlu mengembangkan budaya mendengar dan responsif terhadap customer complaint. Petugas kesehatan harus senantiasa meningkatkan kompetensi dan inovasi untuk perbaikan mutu pelayanan kesehatan.
"Sebagai ujung tombak yang memberi citra positif terhadap pelayanan kesehatan di tunjukkan kepada berbagai pihak, bahwa dalam memberikan layanan kesehatan secara gratis kepada masyarakat miskin, dan tidak ada diskriminasi pelayanan dan siap menjadi Kota Sehat, sejalan dengan program Nasional mewujudkan Indonesia Sehat
"Pemberian pelayanan yang berkualitas ini tentu juga dalam rangka menghadapi era globalisasi. Setiap unit dituntut untuk meningkatkan kualitasnya, agar mampu bersaing dengan dunia internasional. Terlihat, sekarang ini pasien puskesmas tidak hanya berasal dari keluarga miskin, tetapi sudah dari kalangan menengah dan atas menikmati layanan puskesmas,"
Dalam pelaksanaannya mengacu Instruksi Presiden RI No. 7 / 1997 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur RI No. KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
Dampak dari program ini berupa jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek, adanya peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat khusunya diwilayah kerja Puskesmas. Masyarakat akan merasakan kepuasan dalam pelayanan kesehatan. Memberikan rasa nyaman kepada warga masyarakat dengan  pelayanan kesehatan yang diberikan. Meningkatnya mutu pelayanan kepada masyarakat dalam pembangunan di daerah khususnya di bidang kesehatan.
Tujuan Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Banyak yang  berpikir bahwa sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dapat meningkatkan profit dari suatu perusahaan padahal bila kita melihat klausul-klausul ISO 9001:2008 tak ada satu pun klausul yang membahas urusan finansial. Klausul-klausul ISO 9001:2008 seluruhnya hanyalah membahas masalah sistem; bagaimana membuat target; menjabarkan action plan; membuat perencanaan; melakukan apa yang telah direncanakan; dan mengevaluasi hasil. Kesemua hal ini sejatinya baik secara langsung maupun tak langsung tentu dapat meningkatkan profit meskipun sudah barang tentu ini berkaitan erat dengan keberhasilan tim marketing atau sales dalam menggaet pelanggan. Namun yang perlu ditekankan adalah bahwa ISO 9001:2008 tidak menjamin hal tersebut. Lalu apa sebetulnya yang menjadi tujuan diterapkannya sistem manajemen mutu ISO 9001:2008?

Ada 3 hal yang dijamin oleh ISO 9001:2008 sebagai keuntungan bagi organisasi  yang menerapkan ISO 9001:2008 yang terangkum dalam 3C: comply, consistent, continual improvement.

1. Comply to Requirements (memenuhi persyaratan)
Organisasi yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dijamin dapat memenuhi persyaratan baik yang ditetapkan oleh perundang-undangan terlebih lagi persyaratan pelanggan. Organisasi yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dituntut untuk meninjau semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan ruang lingkup pekerjaan organisasi tersebut. Terkait dengan persyaratan pelanggan, ada beberapa hal yang dilakukan berdasarkan klausul-klausul ISO 9001:2008 diantaranya:
·  Meninjau Persyaratan Pelanggan: Melakukan tinjauan terhadap permintaan pelanggan terkait kemampuan memenuhi permintaan pelanggan sebelum menyetujui kontrak.  Pemenuhan persyaratan pelanggan di sini termasuk penanganan produk (bila diminta) dan target waktu pengiriman produk.
·    Menanangani Keluhan Pelanggan: setiap keluhan harus dimonitor dengan baik  dengan cara dicatat dan ditindaklanjuti. Bila perlu ditetapkan waktu respon untuk setiap keluhan yang masuk.
·   Melakukan Survey Kepuasan Pelanggan: dalam selang waktu tertentu, harus  dilaksanakan survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap mutu produk (barang/jasa) yang diberikan oleh organisasi.
2. Consistency of Product (Produk Konsisten)
Organisasi yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dijamin dapat menghasilkan produk (barang/jasa) yang konsisten; mutu dan spesifikasinya sama persis dan produk dihasilkan oleh suatu sistem yang konsisten bukan secara kebetulan. Produk yang konsisten ini dihasilkan dengan 4M (Man, Method, Machine, Material) yang konsisten pula. Kombinasi dari karyawan yang memiliki kompetensi yang merata, peralatan yang selalu siap digunakan, pasokan material yang bermutu serta prosedur kerja yang jelas akan menghasilkan produk yang konsisten.

3. Continual Improvement (Perbaikan Berkesinambungan)
Diantara salah satu prinsip ISO 9001:2008 yang paling dominan adalah prinsip tentang perbaikan yang berkesinambungan. Maksudnya, organisasi tidak boleh puas dengan pencapaian hasil yang sudah sesuai target melainkan terus menerus meningkatkan target setiap tahunnya. Target-target yang tidak tercapai harus dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui root cause dan tindakan perbaikannya. Begitupun dengan masalah-masalah yang  terjadi perlu dicatat dan dikendalikan, dianalisis, dievaluasi dan diberikan tindakan perbaikannya. Setiap keadaan yang dianggap menjadi potensi ketidaksesuaian di masa mendatang harus dianalisis dan diberikan tindakan pencegahannya.

Demikianlah 3 hal yang menjadi tujuan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Dengan begitu masihkah menjadi hal perdebatan diantara pengambil kebijakan, alangkah di sayangkan sekali, ISO 9001:2008 memang hanya menjamin hal-hal yang sifatnya sistemik bukan finansial. Meskipun sudah barang tentu, perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001:2008 memiliki “nilai lebih” di mata pelanggan;
Semua menjadi hak para pengambil kebijakan, sampai kapan kami menunggu keputusan?

Salam Semangat pagi…..Alhamdulillah luar biasa,
»»  READMORE...

Kamis, 23 Mei 2013

TERBAIK UNTUK BERUBAH (Catatan Kecil tentang Mengubah Kebiasaan Untuk Mencapai Tujuan)


@ Berhenti sejenak dan berfikir



Sebuah catatan kecil dalam rangka merubah kondisi menjadi lebih baik adalah sebuah komitment yang tidak mudah. Kadang, mengubah orang lain lebih mudah dibanding mengubah diri sendiri. Sebuah pengalaman berharga untuk saya catatan kecil dalam menjalankan Tupoksi sehari hari. Mengubah kebiasaan dan mindset adalah hal-hal yang saya cukup sulit untuk saya…Maklum, suka keras kepala sendiri ;

Tapi hal ini akhirnya saya sadari dari sebuah pengalaman simple seperti ini:
“Kegalauan” saya bermula saat saya menyadari ada dua pilihan jalan menuju tempat kerja saya berada di lantai 2. Layaknya seperti sebuah kantor, ada dua pintu masuknya. Bisa dari arah depan, trus naik belok kiri, nyampe dech.

Bisa juga, dari arah pintu samping, yang sedikit lebih dekat dari alternative tersebut bisa dicapai dengan cara berjalan lurus naik tidak pake belok,nyampe.
Jalan dari pintu depan ini sudah pasti lebih memakan waktu dibanding jalan dari pintu samping yang tidak pakai acara belok kiri. Jadi harusnya gampang dong yaa buat saya memilih?

Tapi kenyataannya tidaklah semudah itu. Karena pertama kali saya masuk kantor ini, jauh sebelum saya pindah kerja kesini, saya selalu masuk dari pintu depan… jadi kebiasaan saya pun, kalau mau ke kantor ini selalu mengambil dari arah pintu yang lebih jauh. Selama beberapa kali “salah jalan”, saya membiarkan saja dan membela diri dengan berusaha berpikir “ah sama aja, kan nyampe juga nanti”.

Entah kenapa, kejadian ini bikin saya penasaran. Kenapa ya kok segitu susahnya buat saya mengubah langkah kaki dari jalan dari depan menjadi lewat pintu samping? Trus yang lebih aneh lagi, kenapa ketika saya sadar saya sudah “salah langkah” saya tetap meneruskan menjalani jalan yang sudah jelas lebih jauh dan makan waktu menuju tujuan saya? Akhirnya saya bertekad — bukan hanya berpikir — untuk mengubah kebiasaan saya!

Kegiatan mengubah kebiasaan itu benar-benar saya jadikan hal yang serius. Selama beberapa hari, setiap melihat pintu masuk dari depan, saya berkata dalam hati bahwa saya akan lewat jalan samping, agar lebih dekat !

Setelah hampir 1 minggu lancar, saya berpikir saya sudah menjadikan lewat samping sebagai suatu kebiasaan. Dan hari selanjutnya saya putuskan akan berjalan tanpa berpikir. Dan ternyata saya SALAH! Saya ternyata masih berjalan untuk menuju pintu depan. Ternyata waktu saya minggu belum cukup menjadikan sebagai suatu kebiasaan. Jalan yang saya pilih menuju ke lantai 2 dalam waktu satu minggu jelas kalah dibandingkan masa 3 bulan sebelumnya.

Kita di sini belajar bahwa tidak mudah mengubah kebiasaan apalagi ketika kebiasaan tersebut sudah menjadi zona nyaman kita. Bahkan saat kita sudah tahu jalan mana yang seharusnya kita tempuh supaya tujuan kita lebih cepat tercapai, kita masih menyangkal diri dan mengatakan tidak apa-apa tidak mengambil jalan yang lebih cepat, yang penting nyaman karena toh nanti bakal nyampe juga. Butuh tujuan yang kuat, usaha yang keras, dan waktu yang cukup untuk menyesuaikan antara TINDAKAN dan TUJUAN,

Begitu juga dengan menjalankan tugas pokok fungsi dalam pekerjaan ini. Satu catatan kecil dari yang sudah berhasil adalah mau mengubah jalan.

Sebanyak apapun kita mencari informasi tentang jalan kesuksesan di dalam kita bekerja, selama kita tidak mau mencoba mengubah jalan kita sebelumnya, kita akan sulit mencapainya. Bila kita mempertahankan jalan kita yang lama, yang sudah biasa kita lewati, walaupun sadar bahwa jalan tersebut butuh waktu yang lebih lama, jelas kita akan ketinggalan dengan teman-teman yang mau mengubah haluan dan berjuang melalui jalan baru yang membawa kita lebih cepat ke tujuannya.

Bagaimana dengan anda, masihkah kalimat BIASANYA menjadi alat pembelaan diri bagi kita, dalam menjalankan tugas pokok sehari hari, … 

Semangat Pagi......  Alhamdulillah Luar Biasa....
»»  READMORE...

Minggu, 19 Mei 2013

KEBANGKITAN NASIONAL 105 TAHUN ( Catatan dalam memberikan makna kebangkitan dalam diri )


@ Berhenti Sejenak dan Berfikir
Setelah Upacara sebagai salah satu agenda yang harus di ikuti dari kebanyakan teman teman Karyawan yang di sebut Pegawai Negeri Sipil, yang katanya mau di ubah dalam waktu dekat,... katanya Aparatur Sipil Negara (tapai kapan ya?) Ada suatu pelajaran yang dapat di jadikan sebagai catatan dalam melanjutkan tanggung jawab kita, diantara kesibukan kita sehari hari sebagai "ABDI NEGARA" pengabdian yang menjadi tanggung jawab untuk dilaksanakan.





Dalam berbagai informasi dan teknologi yang semakin tak terbendung ada yang wajib kita renungkan kembali tentang latar belakang Kebangkitan Nasional yang telah di tetapkan, yaitu  Tahun 2013 adalah tahun politik, tahun dimana perkembangan situasi lebih didominasi oleh masalah politik disamping masalah ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Akhir-akhir ini kita rasakan munculnya berbagai persoalan yang pada awalnya hanya merupakan masalah yang sangat sederhana, tapi kemudian berkembang menjadi permasalahan yang besar karena dipengaruhi oleh kepentingan politik, yang dampaknya menimbulkan perpecahan antar kelompok masyarakat.

Sebagai negara yang berpenduduk lebih dari 235 juta, dengan berbagai keanekaragaman, sesungguhnya sangat berpotensi menimbulkan perpecahan apabila tidak diimbangi dengan pemahaman dan kesadaran penuh tentang konsep keanekaragaman.

Keaneka ragaman ini sebenarnya merupakan suatu aset bagi Indonesia, karena ia merupakan suatu keindahan dan sekaligus juga menjadi suatu kekuatan. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban kita untuk dapat menjaga dan melestarikannya dari pengaruh buruk yang datang dari masuknya budaya asing ke dalam masyarakat.

Sebagai Negara Demokrasi pengetahuan tentang keaneka ragaman latar belakang dan budaya bangsa perlu untuk diketahui, dipelajari dan dipahami khususnya oleh generasi muda. Upaya – upaya cerdas perlu dilakukan dalam rangka membentuk karakter bangsa yang berkeadaban, mampu bersikap damai di tengah perbedaan, menebarkan benih cinta kasih kepada sesama, serta mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kita semua menyadari bahwa untuk membangun bangsa yang kuat diperlukan keteguhan dalam menjaga nilai – nilai budaya yang dapat mempersatukan masyarakat Indonesia yang majemuk. Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda di tahun 1928 hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai komitmen tinggi untuk menjaga nilai nilai budaya bangsanya sebagai bagian dari kehidupannya.

Dalam rangka memperingati HARKITNAS ke-105 Tahun 2013 ini kita ingin agar penghormatan terhadap nilai – nilai demokrasi diatas dasar Pancasila dan UUD 1945 betul-betul dijadikan sebagai pijakan berfikir dan bertindak, baik oleh para pemimpin bangsa, pemimpin politik, maupun oleh berbagai kelompok masyarakat kita.


Sampai dengan Tema Peringatan 105 Tahun Kebangkitan Nasional Tahun 2013 yang di tentukan adalah :

DENGAN SEMANGAT KEBANGKITAN NASIONAL, KITA WUJUDKAN DEMOKRASI BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 MENUJU INDONESIA YANG MAJU DAN MODERN DALAM BINGKAI NKRI. (Sub tema : Dengan Semangat Demokrasi Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Kita Sukseskan Penyelenggaraan Pesta Demokrasi yang Adil dan Beradab.)

Itu secara nasional bagaimana dengan kebangkitan diri kita pribadi, masing masing punya latar belakang, tujuan dan tentunya diharapkan terwujud dengan baik. Dan ini mengingatkan  bahwa kita bangsa indonesiapun punya segudang inspirasi, salah satunya yang saya mau ingatkan tentang sebuah makna yaitu ASTHA BRATA.

Berasal dari kata Asto atau Hasto yang artinya delapan, kemudian Baroto yang artinya laku atau perbuatan. Jadi ASTHA BRATA atau Hasto Broto berati delapan laku atau delapan perbuatan. ASTHA BRATA terdapat dalam Sarga XXIV dari wejangan Ramayana kepada Gunawan Wibisono, juga Sri Kresna kepada Arjuna. Diterangkan bahwa seseorang yang ditakdirkan untuk menjadi pemimpin atau raja adalah dalam jiwanya terdapat delapan macam sifat kedewasaan atau delapan macam watak-watak delapan dewa. Kewajiban seorang pemimpin harus selalu mencerminkan sifat dan sikap:



1. Dewa Surya atau Watak Matahari
Menghisap air dengan sifat panas secara perlahan serta memberi sarana hidup. Pemimpin harus selalu mencerminkan sifat dan sikap semangat kehidupan dan energi untuk mencapai tujuan dengan didasari pikiran yang matang dan teliti serta pertimbangan baik buruknya juga kesabaran dan kehati-hatian.


2. Dewa Chandra atau Watak Bulan
Yang memberi kesenangan dan penerangan dengan sinarnya yang lembut. Seorang pemimpin bertindak halus dengan penuh kasih sayang dengan tidak meninggalkan kedewasaannya.
3. Dewa Yama atau Watak Bintang
Yang indah dan terang sebagai perhiasan dan yang menjadi pedoman dan bertanggung jawab atas keamanan anak buah, wilayah kekuasaannya.
4. Dewa Bayu atau Watak Angin
Yang mengisi tiap ruang kosong. Pemimpin mengetahui dan menanggapi keadaan negeri dan seluruh rakyat secara teliti.
5. Dewa Indra atau Watak Mendung
Yang menakutkan (berwibawa) tetapi kemudian memberikan manfaat dan menghidupkan, maka pemimpin harus berwibawa murah hati dan dalam tindakannya bermanfaat bagi anak buahnya.
6. Dewa Agni atau Watak Api
Yang mempunyai sifat tegak, dapat membakar dan membinasakan lawan. Pemimpin harus berani dan tegas serta adil, mempunyai prinsip sendiri, tegak dengan berpijak pada kebenaran dan kesucian hati.
7. Dewa Baruna atau Watak Samudra
Sebagai simbol kekuatan yang mengikat. Pemimpin harus mampu menggunakan kekuatan dan kekuasaannya untuk menjaga keseluruhan dan keutuhan rakyat serta melindungi rakyat dari segala kekuatan lain yang mengganggu ketentraman dan keamanan secara luas dan merata.
8. Dewa Kuwera atau Watak Kekayaan atau Watak Bumi
Yang sentosa, makmur dengan kesucian rohani dan jasmani. Pemimpin harus mampu mengendalikan dirinya karena harus memperhatikan rakyat, yang memerlukan bantuan yang mencerminkan sentosa budi pekertinya dan kejujuran terhadap kenyataan yang ada.

Sebuah tekad dalam kepemimpinan yang ada dalam diri kita...Pekerjaan besar menanti dalam melaksanakan amanah, PENGABDIAN....sebagai Abdi Negara.

semaga yang kecil ini mengingatkan dan menjadi sumber inspirasi...untuk membangkitkan tekad , menjadi terwujud yang jadi tujuannya.


Sumber Penulisan : 
BUKU WYATA PRAJA, STPDN untuk Angkatan XIII Tahun 2005.




»»  READMORE...

Senin, 13 Mei 2013

SENENGNYA…..( Catatan kecil saat liburan KAMPOENG RAWA dan PALAGAN AMBARAWA)



Kemarin liburan bulan mei anak – anak pada tanya pada Ibunya “Mau di ajak kemana bu ?” di jawab singkat “ lha terserah Bapak mau di ajak kemana? “ sambil tersenyum pada ku. Yah konsekuensi liburan berarti ada yang harus di siapkan untuk perjalanan dan dengan segala kebutuhannya. Lha kalo genap sebulan liburan terus bisa berabe nich …he he he.. Bisa mempengaruhi kestabilan ekonomi bangsa nich…

Dengan persiapan dan pernak perniknya yah maklum anak ku 3 (tiga), agak lama dengan sedikit ribut tapi seneng juga. Ku jawa.b dengan bercanda “ayo yang penting semua harus rukun ndak pada ribut”….” Ya pak” jawab anakku kompak banget. Ibunya trus bilang “ kalo ada maunya mesti begitu dech”…

Dan perjalanan pun dimulai dari Ungaran home base trus kami menyempatkan diri untuk mampir ke Monumen Palagan Ambarawa ini yang letaknya di daerah Ambarawa.banyak kabar yang mencerikakan bahwa monumen ini merupakan simbol untuk mengenang sejarah pertempuran Palagan Ambarawa pada tanggal 12 Desember - 15 Desember 1945 Ambarawa. Disaat Pasukan Sekutu yang terdesak dari Magelang mengadakan pengunduran ke Ambarawa, dan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Kolonel Soedirman berhasil menghancurkan Sekutu pada tanggal 15 Desember 1945, dimana kini diperingati sebagai Hari Infanteri,..


Dapat menikmati suasana taman yang penuh dengan nilai sejarah karena disini terdapat seragam para tentara Jepang, Belanda, dan Indonesia, senjata, tank kuno dan meriam, serta Mustang Belanda yang berhasil ditembak jatuh ke dalam Rawa Pening.
Jadi ketika kita masuk kawasan Monumen ini kita akan menemui sebuah museum kecil yang berisikan senjata-senjata perang serta pakaian tentara-tentara pada zaman perang dulu. lalu bagian luar museum terdapat kendaraan-kendaraan peninggalan perang  yang antik (karena umurnya sudah tua, hahahha) pokoknya ketika kesini akan merasakan suasana sejarah yang dalam.

Setelah puas jalan jalan dan photo photo juga tentunya , di monumen perjalanan pun di lanjutkan untuk makan siang he he he

Sebelum makan siang ada ilustrasi yang kuceritakan pada anak anak , kalo ada rawa yang di ubah menjadi tempat makan yang indah, dah dari tahun lalu sech, tapi sama keluarga baru kemarin nyempatkan buat makan siang harus ada waktu. Yah itulah gunanya ada LIBURAN he he he..

Pertanyaan pertama, dari anakku “apa sich pak rawa pening “..trus kucoba sedikit menceritakan tentang rawa pening. Biar lebih lengkap ku cari dan inilah hasilnya “…http://basajawa41.wordpress.com/materi/cerita-rakyat/asal-usulipun-rawa-pening/
ASAL-USULIPUN RAWA PENING
Ngasem menika nami dhusun ingkang kalebet wewengkon Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Kacariyos ing Ngasem wonten padhepokan kondhang. Sedaya puthut lan endhang sebatan kangge murid jaler lan estri sami mongkog manahipun pikantuk tuladha saking guru ingkang asma Ki Hajar Salokantara. Ki Hajar kagungan budi wicaksana. Dene muridipun nama Ni Endhang Ariwulan ingkang elok lan ayu.

Satunggaling dinten Ni Endhang bingung pados peso ingkang biyasanipun kangge nyigar pinang ingkang badhe dipuncawisake kangge sesajen wayah dalu. Kanthi ati kapeksa, piyambakipun matur dhateng Ki Hajar supados kersa ngampili peso. Ki Hajar kaget, nanging amargi sampun mepet wekdalipun, peso wau dipunparingaken kanthi wanti-wanti supados ngatos-atos lan sampun ngantos peso kaselehaken ing pangkon.

Nanging Ni Endhang kesupen. Peso kaselehaken wonten pangkonipun. Sanalika peso ical. Ni Endhang ngadhep Ki Hajar rumaos lepat, nanging ingkang dipunlapuri boten duka.
Sawetawis dinten, Ngasem geger amargi Ni Endhang Ariwulan nggarbeni. Ki Hajar Salokantara banjur dhawuh Ni Endhang ngadhep. Ki Hajar badhe tapa brata ing Redi Telamaya lan maringi pirantiawujud gentha utawa klinthingan ingkang badhe migunani kangge jabang bayi.

Boten dangu jabang bayi lair awujud naga. Nanging polahipun kados jabang bayi sanes, saged nangis lan ngucap. Wingka katon kencana, jabang bayi wau tetep dipunopeni kanthi asih tresna ngantos dewasa. Warga ingkang sumerep naga menika boten telas-telas anggenipun ngawon-awon.
Naga ingkang sampun dewasa kalawau ing satunggaling dinten nyuwun priksa dhumateng Ni Endhang, sinten sejatosipun bapakipun, Ni Endhang maringi priksa menawi Ki Hajar menika bapakipun ingkang saweg tapa brata ing Redi Telamaya.
Naga lajeng mbekta klinthingan, nusul ing Telamaya. Ni Endhang saking katebihan ngetutaken. Naga wau medal lepen ingkang dawa, leren ing ngandhap selo, ingkang samenika dipunwastani selo sisik lan nerasaken lampah ngambah rawa, salajengipun liwat Kaligung, lerem malih ing satunggaling selo ingkang nama Sela Gombak.

Boten kesupen naga wau ngginakaken klinthinganipun.Ingkang sami sumerep lan mireng klinthinganipun naga ingkang ngangge sumping menika lajeng marabi Baru Klinthingan utawi Baru Klinthing.
Saking dinten, wulan lan taun sampun dipunlangkungi, Baru Klinthing dereng saged manggihaken panggenanipun Ki hajar Salokantara. Malah samenika kendha boten gadhah daya. Nanging saking katebihan mireng kidung lamat-lamat kados kidungipun Ni Endhang Ariwulan.

Saking ketebihan Ni Endhang ngetutaken Baru Klinthing ingkang sampun manggihaken papanipun Ki Hajar Salokantara, lajeng manggen ing Sepakung. Ni Endhang mapan ing celak sendhang. Sendhang menika lajeng kasebat Sendhang Ari Wulana.

Ing pertapaan Telamaya, Ki hajar kaget mriksani naga ingkang dumugi lajeng manthuk-manthuk ngormati ing sangajengipun. Ki hajar pirsa menawi naga kalawau sanes naga ingkang ala, nanging naga ingkang gadhah manah becik. Naga wau lajeng matur dhumateng Ki hajar Salokantara. Saya kaget Ki Hajar, amargi boten nginten menawi naga wau saged wicanten.

Naga lajeng nyuwun pirsa, menapa leres menika dhusun Telamaya, pertapanipun Ki Hajar Salokantara. Ki hajar ngleresaken. Baru Klinthing bingah, lajeng matur menawi Ki hajar menika tiyang sepuhipun ingkang sampun dangu dipunpadosi ing paran. Boten kesupen Baru Klinthing lajeng sujud. Ki Hajar dereng pitados saestu, mila lajeng maringi pitakenan dhumateng Baru Klinthing sinten ibunipunlan saking pundi papan dunungipun. Baru Klinthing caos wangsulan  menawi ibunipun asma Ni Endhang Ariwulan saking Ngasem. Ugi boten kesupen Baru Klinthing nedahaken klinthingan tilaranipun Ki hajar Salokantara.
Ki Hajar ngendika menawi klinthingan menika dereng cekap, amarga ing donya menika boten wonten ingkang gampil, nanging kedah wonten lelabetan lan kedah wonten panebusanipu. Supados saged dipunanggep putranipun Ki hajar, Baru Klinthing kedah nglampahi laku tarak brata. Laku tarak brata menika mlungkeri Redi Kendhil ngantos tepung galang.Tanpa dipunmangertosi Baru Klinthing, Ki hajar ngetutaken saking wingking.Baru klinthing lajeng mlungkeri Gunung Kendhil ingkang dipundhawuhaken Ki Hajar, nanging sirah lan buntutipun boten tempuk, kirang sakilan. Pungkasanipun Baru Klinthing nyambung ngangge ilatipun. Ki Hajar lajeng medal mlumpat mungkes ilat menika.
Baru Klinthing kelaran nanging lajeng lerem manahipun. Ki Hajar maringi priksa menawi kekiranganipun boten saged dipuntutupi ngangge ilat, amargi ilat menika pusaka ingkang ampuh boten wonten tandhingipun. Ilat, jembare mung sawelat, nanging darbe khasiyat. Yen pinuju nuju prana, bisa amemikat, yen tan pener, bisa gawe getering jagad, “pratelane Ki hajar.

Baru Klinthing lajeng nerasaken tarak brata lan ilatipun kedamel pusaka ingkang awujud tombak Kyai Baru Klinthing

Dinten, wulan, lan taun sampun kawuri, badanipun Baru Klinthing ingkang mlukeri redi sampun boten ketingal. Ingkang ketingal namung suket lan wit-witan ingkang ageng ing wana. Ki Hajar lajeng manggihi Ni Endhang, maringi priksa supados Ni Endhang mapakaken putranipun Baru Klinthing ing Dhusun Pathok menika kanthi laku ngrame.Pathok dhusun ingkang gemah ripah loh jinawi, nanging warganipun boten gadhah raos syukur.
Wekdal menika warga Pathok nembe ngawontenaken pista panen raya. Salah satunggalipun warga ingkang badhe mecah woh pinang kangge campuran susur, anggenipun mecah dipuntataki wit ingkang sepuh lan cemeng sanget. Jebul kajeng wau badanipun naga ingkang nama Baru Klinthing.

Naga lajeng dipunkethok-kethok kangge pista. Boten kanyana-nyana sukma Baru Klinthing ngetutaken warga ingkang mantuk sarana njilma dados pemudha bagus, gagah nanging reged. Namanipun Jaka bandung. Nalika pista pemudha wau nyuwun pangan nanging dipunsingkang-singkang. Pungkasanipun pemudha wau malah dipunsukani piwulang dening mbok randha ingkang asma Ni Endhang Ariwulana. Sasampunipun nedha lan criyos, jaka kalawau nilar pesen menawi mangke wonten swanten gumuruh simbok kedah mlebet lesung mbekta enthong lan sangu saprelunipun

Jaka Bandung lajeng wangsul malih ing salebeting pistanipun para warga lan nyobi nyuwun tedhan malih.Nanging malah dipuntampik lan dipunisin-isin. Mila jaka nantang sinten ingkang saged njabut sada wau badhe dipunsembah ping pitu. Nanging boten wonten setunggal-setunggala ingkang saged.

Jaka bandung ingkang lajeng njabut sada wau. Sakala toya nyembur saking siti sakathah-kathahipun, njalari banjir bandhang ngelebaken dhusun saisinipun.
Siti ingkang katut amargi sada dipunjabut dipununcalaken mengaler lan malih rupi dados redi alit ingkang aran Gunung Kendhalisada. Semanten ugi dhusun ingkang keleb amargi lumebering toya tilas sada, lajeng dados tlaga ingkang bening toyanipun, ingkang katelah Rawa bening ingkan samenika kasebat Rawa Pening.

Setelah cerita tersebut selesai maka nyampe juga ke Kampoeng Rawa, Lokasi Warung Apung, Kampoeng Rawa ini terletak di Jalan Lingkar Ambarawa berjarak kurang lebih 34 Km dari Kota Semarang. Akses untuk menuju ke Warung Apung Kampoeng Rawa ini dipinggir Jalan Lingkar Aambarawa yaitu jalan utama yang menghubungkan Semarang - Jogjakarta. Jarak tempuh menuju ke Warung Apung Kampoeng Rawa ini sekitar1,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dari arah kota Semarang.


Di Warung Apung Kampoeng Rawa ini, menyediakan masakan ikan air tawar, yang diolah dengan berbagai menu masakan, seperti Ikan Nila, Bawal, Udang dll. Selain kuliner di lokasi Warung Apung Kampoeng Rawa juga terdapat arena permainan air dan permainan anak2. Beberapa permaianan air yang terdapat di Warung Apung Kampoeng Rawa ini adalah Becak Air, Balon Air, Perahu dll. Sedangkan permaianan anak-anak yaitu terdapat arena ATV, wisata kereta kuda, becak mini dsb.


Pemandangan di lokasi Warung Apung Kampoeng Rawa ini, sangat menarik, yaitu terletak di kaki Gunung Ungaran dan Rawa Pening  di sebelah selatannya sehingga menjadikan Warung Apung, Kampung Rawa ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke sini. Selain berwisata kuliner, pengunjung juga dapat berwisata dengan beragam pilihan permainan wisata yang terdapat di Warung Apung Kampoeng Rawa ini.
Banyak menu yang bisa di pilih, dan anak anak kembali ribut, milih menu dan makan siang pun tetap ribuuuuuuuuuuuuuut, tapi seneng he he he

Ini catatan kecil liburan kemarin…mau ikutan …Monggo…
»»  READMORE...