Pentas yang ke IV
"Besok Bulan Oktober mas QQ pentas pak...." kata Pak San San guru les keyboard yang punya nama TRI B WAHYONO ..
Ini pentas yang ke empat sejak dinyatakan anakku sebagai murid salah satu tempat kursus di kotaku...
yah pengalaman tiap akan pentas bukan cuma dia yang ribut... semua anggota keluarga..mulai penuhnya jadwal latihan...diributi adiknya yang mau ikutan main sama kakaknya atau anakku seniri yang ndak mau latihan....ough semua ribuuutttt...
Kemudian saya diingatkan sebuah artikel yang pernah ku baca...
Sebelum mengikuti pentas, ada baiknya orangtua memberikan gambaran
menyeluruh tentang pentas yang akan diikuti. Beritahukan “medan”, tujuan
mengikuti pentas, dan tanamkan konsep lakukan yang terbaik.
Saat anak ku QQ pentas baik berikan harus di berikan reward yang positif sebagai tanda Saya menghargai usaha, bakat dan kerja kerasnya. Reward tidak selalu berbentuk materi, bisa saja dengan bentuk pelukan, ciuman, pujian, atau sekedar diajak ke tempat yang ia sukai....
Saat anak ku QQ ndak main sempurna tetap kuberikan penguatan yang positif dan jangan jadikan hal ini sebagai suatu masalah. Misalnya “ Wah tidak apa-apa sayang, kan mas QQ sudah usaha. Kereen lho tadi . Lain kali kita coba lagi yuk”.
Dan ku berikan kepada anak ku QQ, kesempatan seluas-luasnya dengan mengikuti berbagai macam pentas sesuai dengan minat anak. Sehingga terbangun semangat pantang menyerah, semangat berjuang dan mendidik mental juara
Saat anak ku QQ pentas baik berikan harus di berikan reward yang positif sebagai tanda Saya menghargai usaha, bakat dan kerja kerasnya. Reward tidak selalu berbentuk materi, bisa saja dengan bentuk pelukan, ciuman, pujian, atau sekedar diajak ke tempat yang ia sukai....
Saat anak ku QQ ndak main sempurna tetap kuberikan penguatan yang positif dan jangan jadikan hal ini sebagai suatu masalah. Misalnya “ Wah tidak apa-apa sayang, kan mas QQ sudah usaha. Kereen lho tadi . Lain kali kita coba lagi yuk”.
Dan ku berikan kepada anak ku QQ, kesempatan seluas-luasnya dengan mengikuti berbagai macam pentas sesuai dengan minat anak. Sehingga terbangun semangat pantang menyerah, semangat berjuang dan mendidik mental juara
PERLUKAH MEMBUAT TARGET
Menurut Pengalamanku target boleh-boleh saja, tapi
jangan sampai tuntutan kita melebihi kemampuan anak. Jadikan sebagai
sesuatu yang menyenangkan sekaligus juga sebagai ajang eksplorasi bagi
orangtua untuk mengetahui bakat anak.
Jadikan kompetisi sebagai ajang untuk mengukur kemampuan anak. Bandingkan dengan dirinya sendiri antara kemarin dan sekarang misalnya. Apakah ada peningkatan? Jangan sekali-kali dibandingkan dengan anak yang lain
Jadikan kompetisi sebagai ajang untuk mengukur kemampuan anak. Bandingkan dengan dirinya sendiri antara kemarin dan sekarang misalnya. Apakah ada peningkatan? Jangan sekali-kali dibandingkan dengan anak yang lain
- Bagaimana mengatasi rasa canggung atau grogi saat anak tampil di muka umum?
Sebelum tampil maka sebaiknya ada
try out terlebih dahulu. Misalnya anak tampil di depan orangtuanya
dulu, atau tampil di depan teman sebayanya. Dan jangan lupa selalu
memberi dorongan yang positif
Kemudian ku sampaikan tentang mental juara...
Seperti apa mental juara?
- Mental Juara Bukan Untuk Olah Raga Saja
Tentu saja, yang dimaksud mental
juara itu bukanlah dalam bidang olah raga saja. Bukan dalam pertandingan
saja, tetapi juga untuk berbagai bidang lainnya.
- Juara Sejati Memiliki Sikap Sportif
Tentu saja, yang dimaksud disini
bukan cara meraih juara dengan menghalalkan segala cara. Seorang juara
sejati akan selalu bertindak sportif. Apa jadinya jika kita juara tetapi
didapat dengan cara yang tidak baik? Maka sesungguhnya gelar juara akan
terasa semua. Anda tidak benar-benar juara, hanya secara resmi saja.
Berlaku curang, sikut kiri sikat kanan, dan mencuri start bukanlah sikap seorang juara sejati. Juara sejati berusaha untuk menjadi yang terbaik, bukan sekedar mencari gelar juara. Selalu ingin menjadi yang terbaik adalah mental juara yang benar, bukan sekedar mendapatkan gelar, penghargaan, bonus, atau piala.
Berlaku curang, sikut kiri sikat kanan, dan mencuri start bukanlah sikap seorang juara sejati. Juara sejati berusaha untuk menjadi yang terbaik, bukan sekedar mencari gelar juara. Selalu ingin menjadi yang terbaik adalah mental juara yang benar, bukan sekedar mendapatkan gelar, penghargaan, bonus, atau piala.
- Percaya Diri
Salah satu mental juara itu
adalah percaya diri. Dia yakin bahwa dia mampu menjadi juara. Hanya
orang yang percaya dirilah yang berani masuk gelanggang untuk
bertanding. Percaya dirilah yang akan menjadi dia bertindak dengan cara
yang terbaik.
- Juara Itu Bukan Berarti Sombong
Seorang juara sejati akan
bertindak, kemudian melakukan apa yang dia lakukan sebaik mungkin. Bukan
dengan cara hanya omdo (omong doank) sambil menjatuhkan dan menjelekan
lawannya. Sikap seperti ini sama sekali tidak menggambarkan mental
juara. Justru, sikap sombong datang karena dia tidak percaya diri
menjadi juara. Dia akan berusaha menjatuhkan lawan dengan omongan supaya
dia dianggap juara.
- Juara Sejati Mengakui dan Menerima Kekalahan
Dia tahu, bahwa kekalahan
bukanlah kiamat. Mungkin dia tidak menjadi juara pada pertandingan kali
ini. Tetapi dia tidak berhenti, dia mengambil hikmah sehingga pada
pertandingan berikutnya dia bisa tampil lebih baik lagi. Dia tidak
menyesal, tidak terpukul, dan tidak juga menyalahkan lawan. Menyalahkan
lawan hanya akan menutup mata kita melihat kekurangan diri untuk
diperbaiki.
Alhamdulillah kemarin pentas mengiringi teman les Vokalnya sungguh luar biasa....tanpa salah dan sempurna...
banyak pujian di sana sini yah semoga tetap bisa baik dan tanpa berkurang rasa percaya diri dalam dirimu ananakku tanpa di ikuti sifat somong....
ku katakan " SELAMAT NAK....SUKSES PENTAS KE EMPATMU...kamu pasti bisa... dan yakinlah Bisa dan lebih BIsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar