Catatan ini ku tulis setelah anakku HAIDAR “kepenthok” kayu dipan hingga berdarah. Teriak keras dan menangis
membuat kaget seluruh isi rumah. “Ya Allah , pak!!!!” histeris isteriku melihat
peristiwa yang begitu cepat terjadi. “Ku diam tak berkata apa apa…yang bisa ku
lakukan segera ku ambil betadin dan kapas untuk menyeka darah dan
mengantisipasi awal luka. “dengan sederetan kata nasehat dan ungkapan himbauan
atas kecerobohanku dalam menjaga anakku”…” ya” sambil ku menata hati untuk
tetap tegar dalam penyesalan yang mendalam..” ku dekap anakku, “sehat ya nak,
maafkan bapak”…kataku lirih. ”ya pak besok bapak harus memperhatikan aku ya…jangan
di “sambi” baca Koran…aku di jaga ya
pak…..” sambil terisak isak kesakitan anakku berkata. Memang sebuah penyesalan
terjadi setelah peristiwa…ya kita harus belajar..
Pembelajaran ini bagi saya adalah adalah hantaman palu godam
yang keras menghujam ke dadaku begitu keras dan kuat. Ya aku harus belajar dari
sebuah peristiwa. Ku janji akan terus menjagamu nak…KU ADA SAAT ENGKAU BUTUHKAN AKU…
Ku sadar karena kehadiran anak dalam keluarga merupakan sebuah
pelengkap kebahagiaan dalam bahtera rumah tangga kita. Namun bila terjadi
peristiwa seperti itu penyesalan tida guna, namun harus jadi pelajaran
berharga. Akupun tahu bahwa ada di satu sisi yang lain, banyak sekali pasangan
suami istri yang sangat mendambakan anak, tetapi masih juga belum Allah berikan
kesempatan untuk memegang amanah mulia tersebut. Maka anak harus kita jaga.
Teringat waktu lampau
aku sebagai suami yang sedang berbahagia karena kehamilan istri tercinta, ehm
Aku yang sedang sedikit stress karena menghadapi istri yang rewel karena
ngidam, atau saat sedang menanti saat-saat hari kelahiran tiba, sebagai suami
yang paling berbahagia dalam menyambut saat-saat itu. Karena ternyata Aku
dipercaya untuk menjaga amanah tersebut, karena tidak setiap pasangan bisa
seperti ini. Kebahagiaan dalam menyambut si kecil keturunan dan generasi kita
yang akan melanjutkan perjuangan kita, penerus riwayat keturunan kita.
Anakku yang terkasih Bapak
bersyukur kepada Tuhan ketika ia menitipkan kalian untuk membesarkan dan
merawat kalian.Awalnya aku sempat ragu dan takut mengemban tugas seorang bapak,
aku hampir mundur pada masa itu. Bapak merasa begitu berat untuk melaksanakan
tanggung jawab yang sangat besar itu. Namun, bapak berdoa kepada Tuhan. Aku
meminta Tuhan menguatkan hatiku. Aku memohon Tuhan memberikan aku anak-anak
yang bisa tumbuh bersamaku dan sampai aku tiada nanti.
Anak
adalah titipan dari Allah yang harus kita jaga sebaik mungkin, karena anak
adalah investasi masa depan kita. Bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
Bukankah anak yang soleh akan menjadi penyebab orang tua masuk surga? Oleh karena
itu mulailah menjaga si kecil dari sejak dalam kandungan hingga ia lahir,
beranjak besar hingga ia dewasa nanti.
Ku sadar tugas orang tua
tidak hanya memberi anak semua kebutuhan dunianya semata, tapi wajib bagi orang
tua untuk memberikan anak semua kebutuhan ukhrawinya. Mengajarinya Islam yang
benar, mengenal Allah dan Rasul-Nya dan melaksanakan semua perintah dan
larangan-Nya. Anak ibarat kertas polos yang siap dicorat-coret oleh orang
tuanya. Oleh karena itu, orang tua ibaratnya sebuah pena yang akan menuliskan
apa saja yang orang tuanya mau.
Anakku yang terkasih, Waktu
demi waktu berlalu,didalam kekuranganku,aku sangat merindukan kalian.Aku
menyadari bahwa aku masih sangat terbatas, kadang aku lembut,kadang aku
marah,dan terkadang itu semua hanya bikin kalian jd sengsara.Saat ini"Saya
tidak tahu apakah saya bisa,namun saya tahu saya akan berusaha"untuk
berubah ke arah yang lebih baik.
Anakku yang terkasih, bapak senang
ketika melihat beberapa diantara kalian mulai tumbuh besar. Tapi,maafkan aku
ketika kurang mengapresiasi pertumbuhan kalian ini. Aku senang melihat atau
mendengar diantara kalian yang selalu menyapaku tiap kali bertemu. seringkali
aku sedih,ketika aku memikirkan kalian. Aku sering menyalahkan diriku sendiri
atas setiap apa yang terjadi atas hidup kalian.Aku kadang tidak sabar menunggu
waktu, melihat kalian benar-benar sudah tumbuh dan dewasa. Aku merasa sudah
seperti orangtua, yang senantiasa memikirkan kehidupan anak-anaknya dan ingin
kalau anak-anaknya bisa hidup lebih baik. Kenapa aku begitu memikirkan kalian?
Aku sadar,ternyata aku begitu mengasihi kalian. Terkadang aku ingin
menghilangkan rasa itu, tapi aku telah terlanjur mengasihi kalian.
Anakku yang terkasih, Aku ingat
dulu Kita tertawa bersama,makan bersama dan semuanya penuh dengan senang hati. aku
begitu merindukan kalian.
Maafkan
aku jika sampai saat ini masih belum bisa memberikan yang terbaik buat
kalian.Semoga Tuhan selalu melindungi kita memudahkan rezeki kita, dan selalu
memberi kita kesehatan.
Ku berjanji mulai
sekarang menjadi orang tua yang baik untuk anak kita. Menjadi contoh dan
teladan yang baik bagi buah hati kita. Dan mengantarkan mereka ke dalam
kebaikan dan kemuliaan sebagaimana anak-anak di jaman Rasulullah yang selalu
dididik dengan didikan Islam yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.ku akan mulai
dari sekarang atau tidak sama sekali.
(terima kasih, isteriku atas pemahamanmu…anakku RIZQY BAHTIAR
HP, RIZQY HAIDAR YM, SEKAR AYU RA…cintaku setulusnya untuk kalian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar