@ Berhenti sejenak dan berfikir
Sebuah catatan kecil dalam rangka
merubah kondisi menjadi lebih baik adalah sebuah komitment yang tidak mudah. Kadang,
mengubah orang lain lebih mudah dibanding mengubah diri sendiri. Sebuah
pengalaman berharga untuk saya catatan kecil dalam menjalankan Tupoksi sehari
hari. Mengubah kebiasaan dan mindset adalah hal-hal yang saya cukup sulit untuk
saya…Maklum, suka keras kepala sendiri ;
Tapi hal ini akhirnya saya sadari
dari sebuah pengalaman simple seperti ini:
“Kegalauan” saya bermula saat
saya menyadari ada dua pilihan jalan menuju tempat kerja saya berada di lantai 2.
Layaknya seperti sebuah kantor, ada dua pintu masuknya. Bisa dari arah depan, trus
naik belok kiri, nyampe dech.
Bisa juga, dari arah pintu samping, yang sedikit lebih dekat dari alternative tersebut bisa dicapai dengan cara berjalan lurus naik tidak pake belok,nyampe.
Jalan dari pintu depan ini sudah
pasti lebih memakan waktu dibanding jalan dari pintu samping yang tidak pakai
acara belok kiri. Jadi harusnya gampang dong yaa buat saya memilih?
Tapi kenyataannya tidaklah
semudah itu. Karena pertama kali saya masuk kantor ini, jauh sebelum saya pindah
kerja kesini, saya selalu masuk dari pintu depan… jadi kebiasaan saya pun,
kalau mau ke kantor ini selalu mengambil dari arah pintu yang lebih jauh.
Selama beberapa kali “salah jalan”, saya membiarkan saja dan membela diri
dengan berusaha berpikir “ah sama aja, kan nyampe juga nanti”.
Entah kenapa, kejadian ini bikin
saya penasaran. Kenapa ya kok segitu susahnya buat saya mengubah langkah kaki
dari jalan dari depan menjadi lewat pintu samping? Trus yang lebih aneh lagi,
kenapa ketika saya sadar saya sudah “salah langkah” saya tetap meneruskan
menjalani jalan yang sudah jelas lebih jauh dan makan waktu menuju tujuan saya?
Akhirnya saya bertekad — bukan hanya berpikir — untuk mengubah kebiasaan saya!
Kegiatan mengubah kebiasaan itu
benar-benar saya jadikan hal yang serius. Selama beberapa hari, setiap melihat
pintu masuk dari depan, saya berkata dalam hati bahwa saya akan lewat jalan samping,
agar lebih dekat !
Setelah hampir 1 minggu lancar,
saya berpikir saya sudah menjadikan lewat samping sebagai suatu kebiasaan. Dan
hari selanjutnya saya putuskan akan berjalan tanpa berpikir. Dan ternyata saya
SALAH! Saya ternyata masih berjalan untuk menuju pintu depan. Ternyata waktu
saya minggu belum cukup menjadikan sebagai suatu kebiasaan. Jalan yang saya
pilih menuju ke lantai 2 dalam waktu satu minggu jelas kalah dibandingkan masa
3 bulan sebelumnya.
Kita di sini belajar bahwa
tidak mudah mengubah kebiasaan apalagi ketika kebiasaan tersebut sudah menjadi
zona nyaman kita. Bahkan saat kita sudah tahu jalan mana yang seharusnya kita
tempuh supaya tujuan kita lebih cepat tercapai, kita masih menyangkal diri dan
mengatakan tidak apa-apa tidak mengambil jalan yang lebih cepat, yang penting
nyaman karena toh nanti bakal nyampe juga. Butuh tujuan yang kuat, usaha yang
keras, dan waktu yang cukup untuk menyesuaikan antara TINDAKAN dan TUJUAN,
Begitu juga dengan menjalankan tugas
pokok fungsi dalam pekerjaan ini. Satu catatan kecil dari yang sudah berhasil
adalah mau mengubah jalan.
Sebanyak apapun kita mencari
informasi tentang jalan kesuksesan di dalam kita bekerja, selama kita tidak mau
mencoba mengubah jalan kita sebelumnya, kita akan sulit mencapainya. Bila kita
mempertahankan jalan kita yang lama, yang sudah biasa kita lewati, walaupun
sadar bahwa jalan tersebut butuh waktu yang lebih lama, jelas kita akan
ketinggalan dengan teman-teman yang mau mengubah haluan dan berjuang melalui
jalan baru yang membawa kita lebih cepat ke tujuannya.
Bagaimana dengan anda, masihkah
kalimat BIASANYA menjadi alat pembelaan diri bagi kita, dalam menjalankan tugas
pokok sehari hari, …
Semangat Pagi...... Alhamdulillah Luar Biasa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar