" Aulia Rahma in Action" di cirebon (koleksi photo mas Budi)
@ Berhenti Sejenak dan Berfikir
Sebelumnya ku ucapkan terimakasih telah meluangkan waktu untuk
bertemu dan berbagi sedikit cerita tentang prestasi sang putri tercinta serta
pemberian sebuah buku terbitan 2013 karangan terbaru dari mas Eko Budiyanto,MT
Catatan kecil ini sebagai sebuah ungkapan inspirasi dari
sebuah harapan bisa membuat tujuan tentang pengembangan bakat anak lebih bisa
di persiapkan. Semoga bermanfaat.
Berawal dari sebuah pertanyaan, Anda menggemari acara pencarian
bakat menyanyi anak-anak yang tayang pada salah satu saluran televisi? Tentu
orangtua sangat bangga dengan bakat anaknya.
Masalahnya, tidak semua orangtua bisa mengenali bakat anak.
Akibatnya, bakat seorang anak terus terpendam dan belum bisa terlihat dengan
maksimal. Berdasarkan pengalaman mas Eko tentang putrinya berawal dari kegiatan
sehari hari untuk putrinya yang hanya melihat TV dan bermain dengan adiknya
dalam mengisi waktu sehari hari. Kemudian dasar tersebut sebagai motivasi untuk
mengarahkan pada sebuah kegiatan yang bermanfaat. Mulai dari Les Musik, Les
Renang, Les matematika dan masih banyak lagi sampai pada olah raga Bulu
Tangkis. Dan ternyata Olah Raga Bulu Tangkis cukup bertahan lama dan malah
menjadikan sebagai pengumpul prestasi hingga masuk ke Pelatnas dari PB Djarum.
Luar Biasa.
Dari beberapa literature yang saya baca di sebutkan bahwa Usia
golden age atau usia keemasan anak adalah sampai anak mencapai usia lima tahun.
Setelah anak mencapai usia lima tahun maka tahap penyerapan segala pengetahuan
akan mengalami penurunan tidak sehebat kemampuan menyerap anak di usia golden
age ini.
Orang tua akan lebih memikirkan mengenai bakat anak di usia
lima tahun ini,dan bakat itu akan terlihat dalam rentang waktu lima sampai dua
belas tahun. Untuk itulah, cara mengetahui bakat anak usia 5-12 th haruslah
diketahui oleh orang tua.
Sejatinya anak memiliki kemampuan akan bakat yang tak
tertabas. Hanya saja, orang tua
membutuhkan untuk mengetahui bakat ini guna dilakukan upaya
pengembangan terhadap apa yang dikuasai oleh anak.
Berikut adalah cara mengetahui bakat anak usia 5-12 th.
1. Melakukan pengamatan kepada anak dengan cermat
Orang
tua adalah sosok yang begitu dekat dengan anak. Oleh karena itu, orang tua akan
memiliki kemampuan untuk dapat mengetahui apa yang disuka dan tak disuka oleh
anak. Orang tua haruslah mencermati akan hal ini.
Orang
tua akan mengetahui apa yang anak suka dari keteguhan si anak terhadap apa yang
disukai itu. Misalnya anak akan lebih mudah menggambar atau menggunakan segala
alat yang ia temukan untuk menggambar.
Atau
bagaimana anak memiliki antusias yang begitu tinggi terhadap sesuatu. Misalnya
bentuk antusias ini adalah dengan ketertarikan untuk mencari informasi yang
sebanyak mungkin akan suatu hal. Dari sini orang tua akan dapat mengambil
kesimpulan akan apa yang menarik hati si anak.
2. Anak menunjukan kosentrasi terhadap sesuatu’,
Usia anak adalah usia dimana mereka masih sulit sekali untuk diajak
berkonsentrasi atau fokus terhadap satu hal. Namun jangan salah, bahwa di dalam
keadaan mereka yang tidak berkosentrasi ini, mereka sedang mengamati apa yang
terjadi di alam
sekitarnya.
Namun
ketika anak menunjukan kosentrasinya kepada suatu hal maka hal ini adalah hal
yang di luar kebiasaan. Bisa jadi ini adalah buah dari rasa tertarik yang sudah
tertimbun di dalam hati dan benak mereka.
Selain hal tersebut di atas menurut pendapat salah satu ahli
tentang bakat anak bahwa ”Memang cukup sulit mengenali bakat anak. Tetapi,
bukan berarti kita tidak bisa melakukannya,” ujar Roslina Verauli MPsi psikolog
dari Bagian Tumbuh Kembang RSPI Jakarta, yang akrab dipanggil Vera. Menurut Vera,
ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui bakat anak, yakni :
- Melihat bakat dari keluarga besar. ”Bisa jadi
ayah, ibu, atau keluarga besar dari ayah atau ibu memiliki bakat tertentu yang
menurun ke anak,” kata Vera.
- Memperhatikan tingkah laku anak. Kegiatan apa
yang sering dilakukannya dan ia berminat pada bidang apa.
-
Mengikuti perkembangan anak dengan cermat.
-
Mengikutkan anak pada sebuah tes bakat untuk melihat kelebihan dan kelemahan
anak.
”Bila bakat anak sudah diketahui, baru orangtua bisa
mengembangkannya. Misalnya, mengikutkan anak les atau kursus sesuai dengan
bakatnya. Anak juga bisa diikutkan pada suatu lomba untuk merangsang anak
berkompetisi,” ujar Vera.
Selain itu, sering-seringlah mengajak anak ngobrol tentang
hobi dan les bakat yang ia ikuti. Dengan begitu, anak akan merasa mendapat
dukungan penuh dari orangtuanya dan membuat ia makin bersemangat.
Jangan lupa berikan pujian atas prestasi yang ia raih. Hal
itu penting sebagai bentuk penghargaan atas upaya yang ia lakukan. ”Tapi, bila
gagal meraih prestasi dalam sebuah kompetisi, jangan memarahinya. Hibur anak
dengan penuh simpati. Tanamkan bahwa dalam sebuah kompetisi ada kalah dan
menang,” papar Vera.
Vera juga mengingatkan agar para orangtua tidak memaksa anak
untuk mengikuti keinginan mereka. Hal itu justru akan membuat anak stres.
Bahkan, akan membuat anak merasa tidak pintar karena tidak bisa mengikuti
kegiatan yang dipilihkan orangtuanya. ”Bila penghayatan terhadap dirinya sudah
negatif, tentu akan berpengaruh pada penghayatan anak secara sosial. Artinya
anak akan sulit bersosialisasi,” tandas Vera
Semua hal tersebut di atas harus di lakukan dengan maksimal,
(All Out) sehingga si anak akan semakin semangat dan tahu bahwa orang tuanya
benar benar memperhatikan anaknya dengan baik.
Terimakasih mas Budi Sukses Selalu, Buat dik Aulia Keep
Spirit sampai puncak Prestasi….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar