@ berhenti sejenak
dan berfikir
Kutuliskan catatan
ini agar sama sama mengerti tentang sebuah kesetiaan dan ada cerita di belahan dunia
yang lain, mengharukan;
Ya…sebuah kesetiaan
dapat di lakukan oleh siapapun dan tentunya harus di niatkan dengan hati yang
seluas samudra, termasuk juga sebuah kesetiaan yang di lakukan oleh seekor
anjing terhadap tuannya. Ehm dalam bangetss kayaknya, he he he . ini kutulis
setelah menikmati kisah film tentang cerita seekor anjing dan tuanya. Ehm
memang sungguh mengharukan.. hiks hiks hiks. Kalau di nikmati betul bisa bikin
keluar air mata kita. Dan kisah tersebut membuat penasaran dan kemudian ku cari
informasinya dari berbagai sumber dan
kutuliskan dengan berbagi cerita.
Seekor
anjing setia Hachiko adalah sebuah kisah nyata yang terjadi pada 1924 di
Jepang. Hachiko, anjing ras Akita, oleh tuannya Ueno Hidesa-buro dibawa
pindah ke Tokyo. Ueno adalah profesor jurusan ilmu pertanian di Universitas
Tokyo. Setiap pagi Hachiko selalu berada di depan pintu rumah mengantar
keberangkatan Ueno ke kantor, dan senja harinya ia berlari ke Stasiun KA
Shibuya menyambut kedatangan tuannya dari kantor. Kebahagiaan dan kebersamaan
mereka terus berlangsung hingga 1925.
Pada
suatu malam, Ueno tahu-tahu tidak pulang seperti biasanya, ia mendadak
terserang stroke di universitas dan tidak tertolong lagi. Sejak itu ia tak
pernah kembali ke stasiun kereta api di mana temannya si Hachiko tetap setia
menunggu.
|
Sepeninggal
Ueno Hidesaburo, Hachiko dipelihara oleh Kobayashi Kikusaburo, namun Hachiko
seringkali melarikan diri dari rumah Kobayashi dan secara rutin kembali ke
tempat tinggalnya yang lama. Hachiko tidak mengetahui kalau tuannya telah
meninggal.
|
Setelah
berkali-kali kecewa, ia mulai menyadari tuannya sudah tak tinggal di rumah
lama itu lagi. Maka ia berlari ke Stasiun Shibuya, karena teringat dahulu
selalu menjemput tuannya pulang dari kantor di tempat itu. Setiap hari, ia
berdiam menanti kedatangan Ueno Hidesaburo, akan tetapi setiap hari ia selalu
pulang dengan kecewa, tak menemukan tuannya diantara kerumunan penumpang.
|
Hal
itu berlangsung selama 10 tahun. Hachiko selalu muncul tepat waktu di stasiun
setiap senja dan menanti KA merapat di peron. Suatu ketika, seorang murid
Ueno Hidesaburo menemukan Hachiko di stasiun itu dan mengikutinya kembali ke
rumah Kobayashi.
|
Dari
cerita Kobayashi ia mengetahui kisah Hachiko. Tak lama kemudian, murid itu
mempublikasikan artikel tentang anjing ras dari Kabupaten Akita dan di dalam
laporan itu tercakup kisah tentang Hachiko.
|
Pada
1932, artikel tersebut dimuat di sebuah surat kabar terbesar di Tokyo, maka
seketika Hachiko mencuri perhatian seluruh masyarakat Jepang. Kesetiaan
terhadap tuannya telah mengharukan rakyat Jepang. Para guru dan wali murid
menjadikan Hachiko sebagai contoh kesetiaan terhadap keluarga dalam mendidik
anak, ia telah mengajarkan kepada masyarakat mengenai cinta dan kesetiaan
tulus yang pantang menyerah. Mereka menyebutnya Anjing setia
|
Pada
April 1934, warga setempat mendirikan patung tembaga Hachiko di depan Stasiun
Shibuya. Hachiko sendiri juga menghadiri acara pembukaan patung tersebut. Di
kemudian hari, pintu masuk stasiun yang ada di dekat patung tembaga tersebut
dinamakan Pintu masuk Hachiko
|
Hingga
akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1935 tubuh Hachiko ditemukan membujur kaku di
pinggir jalan statsiun Shibuya. Ya, ia sudah tua.
|
Hingga
kini, di depan stasiun Shibuya terdapat sebuah patung Hachiko yang terbuat
dari perunggu.
|
Itu sedikit tentang
kesetiaan, bagaimana setelah @ berhenti sejenak dan berfikir, kita? Selamat
berkarya keep spirit. Semangat Pagi Alhamdulillah Luar Biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar