Senin, 08 Juli 2013

Melatih Anak Berpuasa (Catatan kecil mengajari untuk latihan puasa anakku)


" Horeee nanti malam Tarawih ya Pak ya Buk?" tanya anakku Haidar setelah ketemu setelah pulang dari Kerjaan. Belum lagi saya jawab langsung anakku Rizqy bilang  " Betuuuul...nanti malam Tarawih". Ku jawab dengan hati hati dan sambil memberi pengertian bahwa kita menunggu pengumuman dari pemerintah tentang awal puasa. "Kalo dah ada pengumuman trus kita tarawih ya pak ? " lanjut Haidar dengan kelucuannya sambil minta gendong sama bapaknya. 
"OK siip ntar kita tarawih ke mushola dekat rumah". Dalam hatiku alhamdulillah anakku menyambut Ramadhan ini dengan penuh kegembiraan.

Sebenarnya banyak hal yang harus ku pelajari untuk bisa memberikan pengertian pengertian pada mereka, ehm selain buku yang ku baca juga dari berbagai informasi untuk semakin memperjelas pemahaman untuk itu. Bulan  Ramadhan merupakan momen pendidikan penting bagi kita sebagai orang tua. Banyak sekali hikmah ibadah Ramadhan yang mengarah pada pembentukan karakter terpuji bagi anak.  Berpuasa di bulan Ramadhan melatih kesabaran, keikhlasan, kekuatan,  kepekaan sosial dan kemampuan empati.

Pas lagi cari cari informasi nich ada pengetahuan sebagai referensi bagi kita sebagai orang tua (http://hizbut-tahrir.or.id/2013/07/08/melatih-anak-berpuasa/)

Mengapa Harus Dilatih?
Sebagai orang tua, kita seharusnya  melatih anak-anak kita yang masih kecil untuk melakukan berbagai hal yang akan dibebankan kepada mereka kelak  ketika mereka sudah baligh/dewasa. Latihan puasa ini dilakukan semata-mata agar kelak ketika baligh, mereka benar-benar sudah siap dan  mampu berpuasa sebagaimana orang dewasa. Jangan sampai ketika baligh, mereka baru berlatih puasa. Ini sama saja kita telah membiarkan anak-anak kita terjerumus ke dalam perbuatan maksiat yang mendatangkan murka  Allah SWT. Jika mencintai anak-anak kita, maka kita harus mengajarkan dan melatih mereka agar mau beribadah kepada Allah   dengan senantiasa mentaati  seluruh syariatNya. Ketaatan  inilah yang akan menjaga mereka dari siksa api neraka. Allah SWT  berfirman yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (TQS At Tahrim [66] : 6)
Melatih anak berpuasa adalah bagian dari syariat.  Imam Al-Bukhari telah meriwayatkan hadist Rubayyi binti Muawidz, ia berkata: Rasulullah saw mengirim utusan di pagi Asyura’ ke kampung-kampung Anshar dan berkata : “Siapa yang masuk waktu pagi dalam keadaan berpuasa maka sempurnakanlah puasanya, dan barangsiapa yang masuk waktu pagi dalam keadaan berbuka (tidak berpuasa) maka berpuasalah pada sisa hari itu”. Maka kamipun melakukan puasa Asyura’. Kami puasakan pula anak-anak kecil kami dan kami berangkat ke masjid dengan menjadikan mainan dari bulu buat mereka, jika ada salah seorang dari mereka menangis minta makanan, kami berikan mainan itu kepadanya sampai masuk waktu berbuka. (HR Bukhari dan Muslim)
Harus disadari bahwa puasa anak kecil yaitu anak yang belum baligh itu tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan sebagai sarana latihan. Pembebanan syariat itu disyaratkan baligh.  Jika syariat itu datang dan  memerintahkan orang yang belum baligh untuk melakukan satu perbuatan, atau datang memerintahkan pengasuh sang anak (wali) untuk mendorong satu perbuatan, maka itu sebagai sarana latihan saja, sebagaimana dikatakan oleh asy Syafi’i. Jadi, kalau orang tua  menyuruh anaknya  yang masih kecil berpuasa ternyata ia mau berpuasa, maka orang tua dan anak tersebut mendapatkan pahala, tapi jika ia menolak maka orang tua tidak berdosa, demikian pula anaknya. Yang membuat orang tua dan anak berdosa adalah ketika anak sudah baligh tetapi tidak berpuasa sedangkan orang tuanya tidak pernah mengajari dan melatihnya berpuasa.
Banyak hal yang bisa kita dapatkan dengan melatih anak berpuasa. Berlatih puasa di bulan Ramadhan, adalah  melatih keikhlasan. Bukankan puasa adalah ibadah yang tidak terlihat kecuali oleh Allah dan  orang yang berpuasa itu sendiri?. Di samping itu Juga melatih kesabaran dan kekuatan, bukankah anak diajak untuk bersabar dan kuat menahan lapar dan dahaga? Melatih puasa  juga melatih empati dan kepedulian anak. Ketika lapar, anak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang miskin yang tak selalu  bisa makan ketika lapar,  diharapkan  anak kemudian akan  peduli dan membantu mereka. Berlatih puasa juga membiasakan anak  untuk senantiasa menjaga perilakunya karena  puasa tidak akan bernilai jika tidak diikuti dengan perilaku yang baik.
Kapan Anak Dilatih Puasa?
Syariat tidak menetapkan umur tertentu kapan anak dilatih puasa. Perkaranya kembali pada kehendak sang wali, kesehatan dan kemampuan fisik sang anak (Mahmud Abdul Lathif, Tuntunan Puasa berdasar Al Quran).  Artinya, kita  bisa memulai kapan saja. Mahmud Abdul Latif menjelaskan bahwa sebaiknya anak diajak berpuasa  ketika berumur 5-7 tahun. Kisaran umur ini berdasarkan pemahaman terhadap hadist Rubayyi’ yang telah disebutkan di atas. Di hadist tersebut disebutkan bahwa anak-anak  diberi permainan ketika mereka puasa, maka hal ini menunjukkan bahwa umur anak-anak yang dilatih puasa oleh para shahabat Rasulullah saw-tanpa ragu lagi- berkisar antara 5-7 tahun, karena dalam kisaran umur seperti itulah anak-anak kecil bisa dipalingkan dari rasa laparnya dengan permainan
Melatih anak puasa harus dilakukan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Ketika masih balita, bisa dilakukan dengan memotivasi anak untuk senang  melakukan puasa karena ingin dicintai Allah. Dalam hal ini, kita harus memberikan keteladanan yang baik, karena anak akan meniru apapun yang dilakukan ayah dan ibunya. Ajak anak untuk sahur dan berbuka puasa bersama. Siapkan makanan dan minuman kesukaan mereka sehingga mereka mau ikut makan sahur dan yang lainnya.  Jika sudah bersekolah,  anak bisa mulai dilatih puasa pada saat di sekolah. Biasanya anak lebih mudah dilatih puasa jika bersama-sama dengan teman-temannya.
Ketika anak bertambah usia, dan bertambah kuat, anak bisa dilatih berpuasa lebih lama. Misalnya kita ajak anak berbuka saat dhuhur  sekitar jam 12. Kalau ternyata  kuat,  maka beberapa hari  kemudian kita ajak berbuka  jam 2 dan seterusnya. Setelah berbuka, anak bisa kita ajak untuk berpuasa lagi hingga masuk waktu magrib. Anak bisa dilatih berpuasa setiap hari, atau berselang seling, sehari puasa, sehari tidak dan sebagainya. Untuk mengalihkan anak  dari rasa lapar, kita bisa berikan kegiatan yang bermanfaat. Misalnya  mengajak melakukan pekerjaan tangan, mengajak main sandiwara, membacakan cerita, menonton film yang mendidik dan lain-lain.
Haruslah diperhatikan oleh setiap orang tua untuk tidak mengisi waktu puasa ini dengan membiarkannya bermain dengan permainan yang tidak mendidik seperti main game atau menonton televisi sepanjang hari. Jangan sampai kita berhasil melatih anak puasa tetapi ternyata justru  membiarkannya larut dalam berbagai kegiatan dan  tontonan yang merusak iman Islamnya.    Selain permainan, bisa juga kita alihkan rasa lapar anak dengan mengajaknya membantu kita mempersiapkan makanan dan minuman untuk berbuka. Kita juga bisa mengajaknya ke tempat tertentu, misalnya  berkunjung ke teman atau saudara, berkunjung ke masjid-masjid sekalian mengantarkan makanan untuk berbuka puasa dll.  Jika dengan berbagai cara anak sudah sangat sulit dikendalikan hingga  marah dan ngambek, cobalah periksa, jangan-jangan ia memang sakit sehingga harus membatalkan puasa.
Ketika anak sudah berumur 7 tahun ke atas  hingga sebelum baligh , proses pengajaran dan pelatihan harus lebih serius.  Hanya perlu diingat bahwa kita tetap tidak boleh memaksa anak berpuasa  karena puasa anak adalah tahap belajar dan berlatih bukan tahap  taklif (pembebanan hukum).  Di usia ini, anak seharusnya didorong untuk berpuasa karena keinginan taat padaNya bukan karena dorongan  ingin dipuji atau ingin mendapatkan materi seperti uang. Karenanya, alangkah baiknya kalau kita tidak mengiming-imingi anak dengan imbalan materi agar ia mau puasa. Kalaupun kita ingin memberinya, maka  berilah di akhir bulan puasa  dan sampaikan bahwa itu bukan imbalan akan puasanya tetapi hanya  hadiah dan tanda cinta dan syukur kita karena ia telah menjalankan salah satu ketaatan kepada Allah.   Perlu ditanamkan juga  kepada anak bahwa kedua orang tuanya sangat mencintainya dan menginginkan anaknya selamat baik di dunia maupun akhirat, dan itu hanya didapatkan dengan cara beribadah kepada Allah dan taat dengan seluruh syariahNya, termasuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Keberhasilan Melatih Anak Berpuasa
Melatih anak berpuasa adalah menjalankan syariat. JIka latihan puasa ini dilakukan dengan cara tepat, maka Insya Allah tidak akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan maupun pertumbuhan anak. Untuk itu, ada beberapa hal yang   harus kita perhatikan, seperti memilih makanan dengan memperhatikan kecukupan dan keseimbangan nutrisi untuk pertumbuhan anak . Kemudian membantu anak mengelola waktunya.  Misalnya, apakah anak sulit  bangun pagi? jika benar, maka ia pasti sulit makan sahur. Maka harus dicari cara tepat agar anak bisa bangun untuk makan sahur. Misalnya tidak tidur terlalau malam atau yang lainnya.  Dan jangan lupa mengkondisikan anak supaya  melakukan puasa dengan senang,  tidak karena terpaksa.
Teriring do'a semoga Alloh SWT senantiasa memberikan keberkahan dalam keluarga kita semua ...Amin




Tidak ada komentar:

Posting Komentar