Senin, 17 Desember 2012

ANAK DAN RANGKING (Catatan atas Prestasi annakku di Kelas 1 di semester Ganjil)



Rangking 1 ya….anakku di sebut nomor urut ke 25 dari 28 anak, RIZQY BAHTIAR HP di Kelas IB SDN 1,3,6 Ungaran. Ehm.. ku dengar dengan baik satu persatu  nama teman sekelasnya di panggil sesuai dengan urutan absen, dan saat tiba giliran anakku di sebut dengan nama dan di akhir kalimat “RANGKING 1”.
Alhamdulillah ku ucap dalam hati, dan terus bersyukur atas prestasi yang di miliki oleh anakku. Dan di pagi hingga siang hari acara demi acara kelas ku ikuti dengan baik dan tak sabar segera memberitahu ke istriku dan anakku di rumah yang menunggu dengan gelisah.

Ku parkir kendaraan di garasi dan keluar dari sana dengan membawa raport hasil pendidikan selama semester ganjil anakku. Dengan agak malu-malu, anakku bertanya “ pak raportnya mana? Ehm aku rangking berapa?. “..ku jawab “sini nak” kepeluk dan kubisikkan dengan penuh kelembutan. “Terimakasih ya…mas Rizqy rangking 1”….sontak kaget dan berteriak keras….”horeee aku rangking 1”….yah itulah ekspresi ketika ku kabarkan berita ini. Istriku menyambut dengan menggendong si SEKAR…”Wah selamat ya nak”….”Makasih bu” …sambil melihat nilai nilai yang tertera di situ. Dan tak mau ketinggalan si HAIDAR “hore hore hore rangking satu”

Jadi teringat beberapa orang tua murid yang lain rata-rata bersikap rangking adalah segala galanya, bahkan ada yang sangat kecewa dan marah pada anaknya yang hanya mendapat nilai sedang-sedang saja, padahal yang aku tahu (dari cerita anakku) bahwa anak itu sudah mengikuti berbagai macam les yang sangat memadatkan hari-harinya. Anak itu juga katanya kadang tampak ketakutan dengan nilai ulangan hariannya yang hanya biasa-biasa saja. Tampaknya anak itu takut mengecewakan ibunya…atau takut dimarahi dan dihukum tidak boleh main selama seminggu..waduh kasihan yaa?

Memang sebenarnya sangat memprihatinkan bahwa masih banyak orang tua yang hanya hanya berorientasikan pada hasil dari belajar anaknya, bukan pada bagaimana proses belajar anak itu. Betapa beratnya beban yang harus dipikul seorang anak untuk dapat menyenangkan hati orang tuanya. Bagaimana seandainya sang anak sudah ngotot berusaha tapi tetap tidak mencapai standard yang ditetapkan orang tua? Dan bagaimana jika karena ketakutan untuk dimarahi akhirnya sang anak berpikir keras untuk mencari “jalan pintas” dengan menyontek misalnya?

Ada kejadian yang “cukup mengerikan” yang benar-benar memprihatinkan kala seorang anak yang nilai raportnya bagus-bagus, mampu masuk 10 besar, namun setelah dicek ternyata jawaban ulangannya adalah hasil nyontek! bagaimana ini? yah itu bisa terjadi karena memang untuk mencapai ranking tinggi seorang anak bisa melakukan apa saja. Namun untuk menjadi orang sukses dimasa depannya apakah ranking itu cukup membantu? Apakah dengan modal sebuah ranking yang tinggi di “hanya” diantara sekitar 40-50 anak lain seorang anak kelak di masa depannya di lingkungan yang lebih luas lagi akan mampu bersaing mencapai sukses diantara ribuan anak lain yang segenerasi dengannya?

Memang benar ranking bisa dipakai untuk memacu semangat anak untuk belajar semaksimal kemampuannya. Anak akan tahu sampai seberapa batas kemampuannya dihargai dan sampai seberapa tinggi kemampuannya dibanding teman-temannya. Namun jika orang tua hanya memakai ranking untuk sekedar mendapat hasil akhir (nilai tinggi) tanpa memikirkan dengan cara bagaimana hasil yang maksimal itu didapat (proses belajarnya) dan menghargai apapun hasil yang didapatnya, maka anak akan frustrasi saat mendapati nilai-nilainya tidak sesuai dengan harapan orang tuanya. Kalau sudah seperti itu hanya ada dua kemungkinan: mencari jalan pintas (menyontek) atau …yang memprihatinkan…anak menjadi depresi. Waduh ngeri ya?

Ada hal yang jauh lebih penting bagi seorang anak untuk mencapai suksesnya daripada sekedar berpacu mengejar ranking, yaitu ketekunan. Karena dengan ketekunan dan kemauan untuk terus berusaha berarti anak telah mempunyai investasi jangka panjang. Seorang anak yang selalu tekun tidak akan mudah menyerah dengan tantangan-tantangan yang lebih besar di depannya di kemudian hari. Lalu dimana peran orang tua? Hanya satu hal yang harus dilakukan, yaitu menghargai apapun hasil akhir dari perjuangan seorang anak untuk belajar semaksimal kemampuannya. Mau ranking 1, 2, atau 12, yang penting kita tahu anak kita sudah berjuang maksimal, kita harus menghargainya. Dengan demikian seorang anak akan dengan bangga juga menghargai hasil usahanya sendiri dan dengan wajah ceria berangkat ke sekolah tanpa beban apapun, karena ia yakin bahwa kita selalu mendukung perjuangannya apapun hasil yang diperolehnya nanti.

Kesuksesan anak kita tidak bisa dicapai hanya dengan memacu ranking di sekolah, jauh lebih penting adalah bagaimana mendorong anak untuk tekun berusaha sebatas kemampuannya (ini penting karena kemampuan tiap anak berbeda-beda), dan akhirnya apapun hasil yang didapatnya haruslah kita hargai. Akhirnya kelak anak kita akan terbiasa untuk selalu tekun dalam memperjuangkan cita-citanya. Apa lagi yang lebih membahagiakan kita sebagai orang tua selain itu?

Beruntung sekali saya dikaruniai anak-anak seperti mereka, deretan kata syukur yang tiada habisnya kuucapkan kepada Allah atas karunia ini…. dan lantunan doaku selalu untuk mereka..
“ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA A’YUN, WAJ’ALNA LILMUTTAQINA IMAMAA.” (Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa) (QS. Al Furqon:74)

Terimakasih anakku, bangganya memilikimu….

salam dari Bapak , Ibu  dan Adik – adik mu…(HAIDAR & SEKAR)
»»  READMORE...

Senin, 10 Desember 2012

BELAJAR DARI PERISTIWA (catatan atas sebuah waktu di sore hari bersama anakku) 101212




Catatan ini ku tulis setelah anakku HAIDAR “kepenthok” kayu dipan hingga berdarah. Teriak keras dan menangis membuat kaget seluruh isi rumah. “Ya Allah , pak!!!!” histeris isteriku melihat peristiwa yang begitu cepat terjadi. “Ku diam tak berkata apa apa…yang bisa ku lakukan segera ku ambil betadin dan kapas untuk menyeka darah dan mengantisipasi awal luka. “dengan sederetan kata nasehat dan ungkapan himbauan atas kecerobohanku dalam menjaga anakku”…” ya” sambil ku menata hati untuk tetap tegar dalam penyesalan yang mendalam..” ku dekap anakku, “sehat ya nak, maafkan bapak”…kataku lirih. ”ya pak besok bapak harus memperhatikan aku ya…jangan di “sambi” baca Koran…aku di jaga ya pak…..” sambil terisak isak kesakitan anakku berkata. Memang sebuah penyesalan terjadi setelah peristiwa…ya kita harus belajar..
Pembelajaran ini bagi saya adalah adalah hantaman palu godam yang keras menghujam ke dadaku begitu keras dan kuat. Ya aku harus belajar dari sebuah peristiwa. Ku janji akan terus menjagamu nak…KU ADA SAAT ENGKAU BUTUHKAN AKU…

Ku sadar karena kehadiran anak dalam keluarga merupakan sebuah pelengkap kebahagiaan dalam bahtera rumah tangga kita. Namun bila terjadi peristiwa seperti itu penyesalan tida guna, namun harus jadi pelajaran berharga. Akupun tahu bahwa ada di satu sisi yang lain, banyak sekali pasangan suami istri yang sangat mendambakan anak, tetapi masih juga belum Allah berikan kesempatan untuk memegang amanah mulia tersebut. Maka anak harus kita jaga.
Teringat waktu lampau aku sebagai suami yang sedang berbahagia karena kehamilan istri tercinta, ehm Aku yang sedang sedikit stress karena menghadapi istri yang rewel karena ngidam, atau saat sedang menanti saat-saat hari kelahiran tiba, sebagai suami yang paling berbahagia dalam menyambut saat-saat itu. Karena ternyata Aku dipercaya untuk menjaga amanah tersebut, karena tidak setiap pasangan bisa seperti ini. Kebahagiaan dalam menyambut si kecil keturunan dan generasi kita yang akan melanjutkan perjuangan kita, penerus riwayat keturunan kita.
Anakku yang terkasih Bapak bersyukur kepada Tuhan ketika ia menitipkan kalian untuk membesarkan dan merawat kalian.Awalnya aku sempat ragu dan takut mengemban tugas seorang bapak, aku hampir mundur pada masa itu. Bapak merasa begitu berat untuk melaksanakan tanggung jawab yang sangat besar itu. Namun, bapak berdoa kepada Tuhan. Aku meminta Tuhan menguatkan hatiku. Aku memohon Tuhan memberikan aku anak-anak yang bisa tumbuh bersamaku dan sampai aku tiada nanti.

Anak adalah titipan dari Allah yang harus kita jaga sebaik mungkin, karena anak adalah investasi masa depan kita. Bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Bukankah anak yang soleh akan menjadi penyebab orang tua masuk surga? Oleh karena itu mulailah menjaga si kecil dari sejak dalam kandungan hingga ia lahir, beranjak besar hingga ia dewasa nanti.

Ku sadar tugas orang tua tidak hanya memberi anak semua kebutuhan dunianya semata, tapi wajib bagi orang tua untuk memberikan anak semua kebutuhan ukhrawinya. Mengajarinya Islam yang benar, mengenal Allah dan Rasul-Nya dan melaksanakan semua perintah dan larangan-Nya. Anak ibarat kertas polos yang siap dicorat-coret oleh orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua ibaratnya sebuah pena yang akan menuliskan apa saja yang orang tuanya mau.
Anakku yang terkasih, Waktu demi waktu berlalu,didalam kekuranganku,aku sangat merindukan kalian.Aku menyadari bahwa aku masih sangat terbatas, kadang aku lembut,kadang aku marah,dan terkadang itu semua hanya bikin kalian jd sengsara.Saat ini"Saya tidak tahu apakah saya bisa,namun saya tahu saya akan berusaha"untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Anakku yang terkasih, bapak senang ketika melihat beberapa diantara kalian mulai tumbuh besar. Tapi,maafkan aku ketika kurang mengapresiasi pertumbuhan kalian ini. Aku senang melihat atau mendengar diantara kalian yang selalu menyapaku tiap kali bertemu. seringkali aku sedih,ketika aku memikirkan kalian. Aku sering menyalahkan diriku sendiri atas setiap apa yang terjadi atas hidup kalian.Aku kadang tidak sabar menunggu waktu, melihat kalian benar-benar sudah tumbuh dan dewasa. Aku merasa sudah seperti orangtua, yang senantiasa memikirkan kehidupan anak-anaknya dan ingin kalau anak-anaknya bisa hidup lebih baik. Kenapa aku begitu memikirkan kalian? Aku sadar,ternyata aku begitu mengasihi kalian. Terkadang aku ingin menghilangkan rasa itu, tapi aku telah terlanjur mengasihi kalian.

Anakku yang terkasih, Aku ingat dulu Kita tertawa bersama,makan bersama dan semuanya penuh dengan senang hati. aku begitu merindukan kalian.

Maafkan aku jika sampai saat ini masih belum bisa memberikan yang terbaik buat kalian.Semoga Tuhan selalu melindungi kita memudahkan rezeki kita, dan selalu memberi kita kesehatan.
Ku berjanji mulai sekarang menjadi orang tua yang baik untuk anak kita. Menjadi contoh dan teladan yang baik bagi buah hati kita. Dan mengantarkan mereka ke dalam kebaikan dan kemuliaan sebagaimana anak-anak di jaman Rasulullah yang selalu dididik dengan didikan Islam yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.ku akan mulai dari sekarang atau tidak sama sekali.
(terima kasih, isteriku atas pemahamanmu…anakku RIZQY BAHTIAR HP, RIZQY HAIDAR YM, SEKAR AYU RA…cintaku setulusnya untuk kalian)







»»  READMORE...

Rabu, 28 November 2012

MEMBANGUN KOMITMEN PELAYANAN PRIMA KEPEGAWAIAN (catatan di HUT KORPRI ke 41)


Medio Nopember,
             Sebelum mencoba berbagi mengenai konsep pelayanan prima, saya ingin menceritakan sebuah ilustrasi tentang pelayanan. Demikian ceritanya :
            Pagi itu pak Amir sedang bersiap-siap untuk pergi ke Badan Kepegawaian Daerah, karena kata pengelola kepegawaian kecamatan tempat dia bekerja, dengan datang langsung kesana akan lebih mudah. Hari ini saya akan mengajukan  cuti tahunan, saya akan pulang kampung yang memang butuh waktu agak panjang tepatnya di Sumedang Jawa Barat, dua minggu lagi, demikian batinnya. Setelah mempersiapkan berkas dan pengantar dari kecamatan dan persiapan yang dianggapnya perlu, pak Amir bergegas menuju Badan Kepegawaian Daerah.
            Dalam perjalanan menuju Badan Kepegawaian Daerah, pak Amir melihat suatu papan pengumuman di ujung jalan utama Badan Kepegawaian Daerah. Beliau mendekati papan pengumuman tersebut, ternyata itu adalah papan pengumuman yang berisi syarat-syarat yang diperlukan untuk mengurus berbagai dokumen yang diperlukan para Pegawai Negeri Sipil, seperti Kenaikan Pangkat, pengajuan Kartu Pegawai, Kartu Istri dan berbagai surat keterangan penting lainnya. Badan Kepegawaian Daerah  telah berinisiatif untuk memberikan informasi yang diperlukan para Pegawai Negeri Sipil, sangat membantu sekali, pikir pak Amir.
            Sekali lagi pak Amir memeriksa berkas yang dibawanya sesuai yang tertera di papan pengumuman, lalu meneruskan langkahnya menuju Badan Kepegawaian Daerah. Tidak berapa lama pak Amir telah tiba didepan Badan Kepegawaian Daerah. Bangunan kantor itu cukup besar, dan sudah menggunakan arsitektur yang baru, dan terlihat jelas bahwa bangunan tersebut dipelihara dengan baik. Dindingnya di cat putih bersih, sederhana namun terlihat rapi. Halaman kantor ditanami bunga-bunga berwarna cerah yang tumbuh mekar, seolah menjadi salam selamat datang, pekarangan disapu dengan bersih, tempat parkir yang teduh menambah kenyamanan. Pak Amir pun melangkah.
            Ketika sampai didepan pintu kantor, terlihat seorang petugas duduk di mejanya. Petugas itu berdiri menyambut kedatangan pak Amir, tersenyum, dan berkata “Selamat pagi Pak, Saya Ambar, petugas Badan Kepegawaian Daerah ini, ada yang bisa Saya bantu Pak ?”. Pak Amir kembali tersenyum dan menjelaskan maksud kedatangannya.
            Sambil tetap tersenyum, Ambar mempersilahkan pak Amir duduk, dan  menanyakan berkas kelengkapan yang diperlukan untuk ijin cuti tahunan nya. Setelah memeriksa berkas yang dibawa pak Amir, Ambar menjelaskan prosedur yang telah di tetapkan. “Proses ijin cuti tahunan ini memakan waktu sekitar 45 menit Pak” lanjut Mira. “Bapak bisa datang kembali atau sebelumnya telepon kami terlebih dahulu untuk memastikan apakah sudah jadi dan dapat diambil” atau bapak menunggu di ruangan sebelah, mari Pak”. Ambar mengajak pak Amir keruangan sebelah.
            Ruangan itu tidak terlalu besar, tapi tertata apik. Ada sederetan kursi sofa model lama namun bersih. Di pojok ruangan terlihat meja kecil, yang diatasnya ada dispenser berisi air mineral lengkap dengan gelas-gelas plastik yang tertata rapi. Sebuah televisi menyala, menampilkan acara salah satu stasiun televisi swasta. Diatas meja tersusun rapi beberapa majalah dan koran sebagai bahan bacaan. “Silakan Bapak menunggu disini”. Lengkap dan cukup nyaman ruang tunggu ini pikir pak Amir. Setelah Ambar pergi, pak Amir pun menunggu sambil menonton televisi.
            Tidak terasa waktu sudah berjalan 45 menit ketika petugas itu datang kembali menemui pak Amir. “Terima kasih sudah menunggu Pak, ijin cuti tahunan Bapak sudah selesai kami proses, tolong diperiksa dulu Pak, siapa tau ada kesalahan penulisan nama atau indentitas lainya Bapak”. Pak Amir pun memeriksa ijin cuti tahunannya, ternyata tidak ada yang salah dengan ijin tersebut.
            “Kalau tidak ada yang salah, ijin cuti tahunan Bapak sudah selesai, ada yang bisa Saya bantu lagi Pak ?” tanya nya. Pak Amir mengucapkan terima kasih dan mengatakan sudah tidak ada lagi keperluannya. “Terima kasih Pak, kalau begitu mari Saya antarkan kedepan, dan jangan sungkan-sungkan untuk datang kembali, jika Bapak mempunyai keperluan di Badan Kepegawaian Daerah ini ” ucap petugas tersebut sambil tetap tersenyum. Akhirnya pak Amir pergi meninggalkan Badan Kepegawaian Daerah tersebut sambil tersenyum dan memuji dalam hati betapa sangat memuaskan sekali pelayanan yang diberikan oleh Badan Kepegawaian Daerah tersebut. 
            Bagaimana ? Mungkin itu adalah salah satu gambaran utopis, gambaran sempurna dari suatu keadaan yang ingin kita capai. Namun menurut saya, kurang lebih pelayanan prima dapat di ilustrasikan seperti cerita diatas. Pelayanan prima harus mencakup, paling tidak, tiga aspek. Dari cerita diatas dapat disimpulkan, Kantor Kepegawaian Daerah telah mengadopsi sistem pelayanan prima. Prima dari segi sumber daya manusia, dari segi sarana dan pra sarana, serta prima dari segi sistem kerja (prosedur) yang diterapkan.
            Sebelum melangkah lebih jauh, marilah kita tinjau dahulu pengertian dan makna dari pelayanan itu sendiri. Melayani dapat berarti membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Sedangkan pelayanan dapat diartikan usaha melayani kebutuhan orang lain. Sehingga tentunya dalam memberikan pelayanan, tujuan akhirnya adalah memberikan yang terbaik bagi kepuasan pihak yang dilayani. Apakah ada standar bagi kepuasan itu sendiri ? Semestinya ada, pelayanan dapat dikatakan sebagai pelayanan prima, apabila usaha yang kita berikan nilainya lebih besar dari pada standar yang ditetapkan. Sebagai contoh dari ilustrasi diatas, estimasi waktu yang diberikan adalah 45 menit, tetapi pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit. Lebih cepat 15 menit bagi pihak yang menunggu. Berarti dari segi sistem kerja dan prosedur, sudah dapat dikatakan prima, ada alur kerja yang diikuti, ada batasan waktu yang jelas, dan ternyata terselesaikan sebelum batas waktu !
            Bila kita mencoba melihat sedikit ke belakang, bahwa pada awalnya masyarakat membuat kontrak sosial untuk membentuk lembaga pemerintahan, dengan tugas law and order (konsep penjaga malam). Pada tahapan selanjutnya tuntutan agar pemerintah bukan hanya sebagai penjaga malam, tetapi bertugas untuk kemakmuran rakyatnya (welfare state). Konsep kemakmuran berakar dari, bagaimana Negara berupaya melakukan usaha-usaha pemerintahan melalui pembangunan dan pemerataan. Jadi keberadaan pemerintah adalah untuk melindungi dan mensejahterakan masyarakatnya. Kesejahteraan itu sendiri biasanya diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (HDI) dengan indikator utamanya penghasilan, kesehatan, dan pendidikan. Sehingga tidak mengherankan bila pemerintah selalu berusaha menitik beratkan pembangunan pada tiga sektor ini. Sehingga untuk meningkatkan HDI dilakukan melalui pelayanan publik (umum) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 
            Pelayanan publik (umum) adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Kepmenpan 63/KEP/M.PAN/7/2003). Dalam hal ini yang menjadi penyelenggara pelayanan publik tentu saja instansi pemerintah. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/ pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan badan hukum. Sehingga sudah menjadi tugas semua aparat pemerintah, untuk memberikan pelayanan publik.
            Konsep pelayanan prima sendiri bukanlah suatu konsep yang benar-benar baru. Namun pada pelaksananannya masih terkesan sedikit terkendala. Pemerintah terus membenahi sistem kerja maupun menciptakan terobosan-terobosan baru dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebut saja misalnya, apa yang sekarang disebut e-government (e-gov), pemerintah, baik pusat maupun daerah, telah berusaha mengadopsi teknologi dan diterapkan dalam sistem pemerintahan untuk mempermudah dan memotong birokrasi yang selama ini lebih kompleks. Atau yang sekarang sedang hangat dibicarakan, pembentukan Unit Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Atap  (UPPTSA). Salah satu tujuan pembentukan UPPTSA adalah untuk menciptakan satu unit kerja di bidang pelayanan perijinan kepada masyarakat yang lebih baik, dengan prosedur yang lebih cepat, terjangkau, dan dengan birokrasi yang lebih sederhana. Hal ini merupakan satu langkah yang sangat bijak, dan menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan publik yang prima kepada masyarakat.
            Pelayanan prima berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik. Pelayanan terbaik dari pemerintah kepada masyarakat. Merupakan suatu sikap dari aparat pemerintah dalam melayani masyarakat secara memuaskan. Pelayanan prima dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak, baik masyarakat, pegawai, maupun pemerintah atau Negara.
            Pelayanan prima sangat terkait dengan tingkat kepuasan masyarakat yang dilayani. Dalam hal ini kepuasan berarti tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan, dengan harapannya. Jika kinerja di bawah harapan, maka masyarakat kecewa. Jika kinerja sama dengan harapan, masyarakat puas. Sedangkan jika kinerja melebihi harapan, masyarakat akan sangat puas (prima).
            Untuk menerapkan pelayanan prima, harus diciptakan dahulu hal-hal yang menjadi standar pelayanan prima. Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan. Standar ini harus dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima layanan (masyarakat). Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan, wajib ditaati oleh pemberi dan penerima pelayanan.
           Petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat, berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan. 
            Dengan adanya standar, kita dapat mengetahui kualitas layanan yang diberikan. Hal ini menjadi penting sebagai bahan untuk koreksi diri (self correction) dan untuk pengembangan secara terus menerus.
            Pelayanan prima bukanlah suatu sistem kerja yang tidak mungkin dicapai. Pelayanan prima dapat dicapai, apabila kita berorientasi pada kepuasan masyarakat, obsesi terhadap mutu pelayanan yang diberikan. Diperlukan komitmen jangka panjang dari semua pihak untuk menciptakan apa yang disebut budaya pelayanan prima. Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan aparatur. Kerjasama tim dan semangat tidak cepat untuk puas. Perbaikan, baik sistem prosedur kerja, maupun sarana secara berkesinambungan.
            Demikian banyak aspek yang harus kita benahi. Oleh karena itu, sebagai langkah pertama, marilah kita semua bersama-sama berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Lakukanlah hal-hal terbaik ditempat kita bertugas, karena kita semua mempunyai tanggung jawab moral, baik kepada Tuhan, masyarakat, dan diri sendiri, selaku aparatur pemerintah, untuk ikut membangun dan mensejahterakan masyarakat melalui bidang kita masing-masing.
Marilah kita coba lakukan sebuah perjalanan menuju komitmen,sebagai berikut :
1. MAKNA DARI KOMITMEN
Komitmen seperti halnya motivasi, bukanlah sesuatu hal yang bisa kita amati secara langsung. Kita mengartikannya bahwa hal itu timbul dari apa yang dikatakan dan dilakukan orang. Paling sedikit ada dua jenis perilaku yang mencirikan komitmen pegawai. Pertama, pegawai nampaknya memusatkan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaannya. Kedua, yang berkaitan kemauan mereka untuk melakukan pengorbanan pribadi untuk mencapai tujuan tim atau tujuan organisasi mereka.
Pusat perhatian / Fokus :
Setiap pegawai yang merasakan terikat di dalam organisasi, maka yang bersangkutan akan menaruh perhatian untuk setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan oleh karena itu tidak jarang ia begitu menunjukkan perubahan dalam berperilaku. Dengan pikiran diatas, maka salah satu dari hal yang kita maksudkan dengan orang yang mengemban peran ialah bahwa mereka mempunyai suatu focus / pusat perhatian. Terkadang fokus ini sedemikian mencekamnya sehingga nampak seorang mereka berada pada keadaan seperti menderita karena pemandangan di terowongan. Bila kita mepertanyakan mengenai “apa pendapat anda mengenai kualitaskah yang paling penting ataukah atribut yang berkaitan pengembanan yang harus dimiliki Seorang Kepala Seksi agar bisa berhasil ?” Seluruh mereka mengatakan bahwa para Kepala Seksi harus yakin bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang paling penting di dalam Satuan Kerja / instansi tersebut. Dan bilamana mereka kehilangan komitmen mereka terhadap tujuan mereka sendiri atau mempertanyakan nilai kepentingan maka mereka akan menjadi rugi. Akan tetapi orang biasanya adalah terlebih dahulu diembankan terhadap kualitas. Sistem tidaklah menghasilkan kualitas, oranglah yang menghasilkannya. Mereka bisa mnghasilkannya walaupun sistemnya buruk. Mereka bisa memproduksinya bila manajemennya dan supervisinya tidak buruk. Peranan dari manajer adalah untuk membebaskan orang sehingga mereka bisa melakukan komitmen mereka terhadap kualitas tanpa adanya rasa takut. Jadi fokus yang merupakan sifat dari komitmen biasanya adalah mengakibatkan adanya kualitas
Pengorbanan Pribadi :
Kemungkinan seseorang yang yakin bahwa ukuran kekuatan dari komitmen adalah bagaimana tingkat kemauan seseorang untuk melakukan pengorbanan pribadi untuk memenuhi komitmen. Tentu saja ada batasnya di dalam derajat pengorbanan tersebut dan bisa dilakukan seseorang. Akan tetapi penting untuk meramalkan bagaimana keadaan batas tersebut. Suatu slogan yang melukiskan hubungan antara komitmen dan pengorbanan adalah dijelaskan oleh seorang bermain sepak bola. Dia mengatakan bahwa salah satu dari ketentuan paporit adalah bilamana anda tidak bisa bermain keras maka ada tidak bisa akan main. Keluhan2 yang saya dengar diutarakan para manajer (Kepala Seksi) paling sering adalah mengenai fungsi pelayanan dan fungsi administrasi di dalam organisasinya ialah bahwa orang di dalam fungsi tersebut tidak komitet sampai pada garis dasarnya dan mereka tidak memiliki gambaran besarnya. Manajer tersebut kemungkinan adalah benar tetapi mereka tidak melihat pertangungjawabannya sendiri terhadap permasalahan itu. Bagaimana caranya mereka merasakan komitmen terhadap tugas pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan bilamana mereka tidak mempunyai keterkaitan terhadapnya ? Dalam organisasi yang sama suatu peringatan yang sering terjadi dari manajer ialah : saya tidak pernah melihat orang menyerahkan catatannya dengan tepat waktu. Manajer tersebut mengeluh mengenai kurangnya komitmen tetapi bagaimana caranya mereka bisa mengharapkan komitmen dari orang yang diminta melaksanakan tugas yang hanya seperti menjadi pembantu didalam kegiatan organisasi yang di jalaninya? Makna dari contoh tersebut ialah bahwa bila kita ingin orang mengemban bersama komitmen yang sama tentang tujuan perusahaan dan organisasinya maka kita harus membuat mereka sadar apa adanya tujuan tersebut. Komitmen adalah lanjutan dari makna. Suatu tugas hanyalah merupakan tugas sampai seseorang mengidentifikasi hal itu dan melihat maknanya untuk apa seseorang berbuat, selanjutnya hal itu menjadi komitmen. Orang tidaklah melakukan pengorbanan kecuali apa yang mereka lakukan mempunyai arti. Orang butuh menghubungkan apa yang mereka lakukan terhadap sesuatu keseluruhan yang lebih luas. Didalam pekerjaan orang butuh mengenai cara mereka berkonstribusi terhadap keberhasilan organisasi mereka. Ringkasnya, komitmen adalah nyata di dalam fokus dimana orang menunjukkan untuk mengemban mencapai tujuan dan ukuran yang paling pasti dari komitmen ialah didalam hal pengorbanan pribadi dimana orang mau melakukannya untuk mencapai tujuan tersebut.

2. MEMBANGUN KOMITMEN
Bilamana sesuatu tugas utama dari manajer (Kepala Seksi) adalah untuk menciptakan komitmen dan memusatkannya pada staff, maka manajer tersebut harus mempunyai pemikiran yang jelas tentang komitmen dan tujuan komitmen tersebut.
Memandang komitmen sebagai suatu bangunan yang ditopang oleh empat tiang, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kejelasan, sebagai tiang pertama :
Perencanaan strategi yang formal dan sangat jelas haruslah menjadi serangkaian aktivitas yang umum terjadi di dalam organisasi. Perencanaan strategi (bilamana hal itu efektif) adalah melakukan paling sedikit dua hal : Hal itu memperjelas apa yang dimaksud organisasi untuk dilakukan dan memperjelas apa yang dimaksudkan organisasi dalam bentuk arti keberadaannya. Perencanaan yang efektif bisa dilakukan pada setiap tingkat organisasi. Anda pernah melihat organisasi dalam perencanaan strateginya hanyalah dilaksanakan sebagai basa basi pada bagian puncaknya sehingga supervisi tingkat pertama melakukan muatannya sendiri. Anda melihat struktur dalam organisasi dimana nilai2 kerjasama dan loyalitas yang satu dengan yang lainnya adalah mendalam di samping adanya ketidak hadiran mereka didalam pengembangan organisasi yang lebih luas. Agar komitmen di dalam pekerjaan menjadi timbul, seorang karyawan haruslah mempunyai suatu fokus. Fokus tercipta dengan cara mengkomunikasikan tujuan strategi dengan nilai2 inti dari organisasi ke bawah melalui masing2 tingkatan. Pada masing2 tingkatan tujuan tersebut dan nila2nya haruslah dijabarkan kedalam pekerjaan dan keputusan2 dari masing2 manajer dan karyawan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin mengadakan perhitungan yang mendalam tentang pentingnya membentuk dan mengkomunikasikan nilai2 dari organisasi. Sama tidak mungkinnya untuk mengukur kerugian di dalam pelaksanaan yang terjadi bilamana nilai2 tidak dikomunikasikan dan yang lebih buruk lagi bila dikomunikasikan tetapi tidak dilaksanakan. Tanpa ada kejelasan strategi tidak mungkin terdapat fokus dan tanpa adanya fokus maka tidak akan terdapat komitmen.
Kompetensi, sebagai tiang kedua :
Terdapat dua unsur dimana para manajer harus membangun kompetensi dari karyawan :
• Mereka harus menjamin bahwa karyawannya mempunyai penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk melaksanakan tugasnya.
·         Mereka harus yakin bahwa karyawannya mempunyi kepercayaan diri untuk melaksanakan tugasnya.
Beberapa para manajer keberatan terhadap pemikiran bahwa mereka harus bertanggung jawab untuk mengembangkan pegawai. Mereka mengatakan bahwa: Hal itu adalah pertanggungjawaban mereka untuk mengembangkan diri mereka sediri, termasuk pada waktu-waktu perusahaan mengharuskan mereka melakukan tugasnya dan bila mereka ingin mempelajari suatu hal, maka mereka bisa melakukannya di dalam waktu mereka sendiri.
Sesuatu hal yang tak dapat disangkal bahwa individu mempunyai pertanggungan jawaban akhir untuk mengembangkan diri mereka sendiri. Hal tersebut bukanlah menguatkan bahwa seluruh sumber didalam organisasi haruslah memperbaharui kembali diri mereka sendiri atau teknologi haruslah memperbaiki diri sendiri.
Para manajer yang membantu karyawannya meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya, termasuk juga membangun komitmen dari karyawan tersebut terhadap pelaksanaan yang superior dan pelaksanaan yang tangguh.
Bagaimana caranya untuk membangun kompetensi ? Dengan jelas adalah latihan yaitu latihan di ruang kelas, latihan di tempat tugas, studi banding dsb. Beberapa organisasi ada yang mempunyai program latihan secara luas atau program pengembangan pengajaran.
Jadi dengan pelatihan merupakan suatu cara mengadakan dukungan dan pemantapan pada karyawan yang melakukan suatu tugas yang baru, sehingga dengan pelatihan adalah memperlancar pelajaran karena hal tersebut memerlukan waktu dan dipusatkan pada hal-hal nyata apa yang perlu diketahui oleh masing-masing karyawan.
Pengaruh, sebagai tiang ketiga :
Pengaruh adalah perhatian ketiga dari komitmen. Karyawan tidak mempunyai pelaksanaan yang hampir mendekat sempurna, mereka secara konsisten menolak sesuatu input didalam pekerjaannya dan berharap untuk mengikuti dengan tanpa bertanya terhadap keputusan dari pimpinannya.
Dengan memperluas pengaruh terhadap karyawan akan bisa terjadi komunikasi terhadap program yang di jalankan sehingga terjadi sebuah progam yang lebih baik dari sebelumnya. Kadang hal itu bisa juga dapat dilaksanakan dengan cara kelompok kecil dan tim khusus umpanya lingkaran kualitas, tim produksi, dan gugus penasehat. Hal itu bisa diperluas melalui pembicaraan yang informal dan pembicaraan sewaktu bekerja yang manajer lakukan bersama dengan bawahannya.
Untuk melukiskan bagaimana pentingnya pengaruh di dalam mengembangkan komitmen karyawan menuju perbaikan dan ketangguhan, pelaksanaan superior, pikirkanlah mengenai organisasi dimana para anggotanya memiliki pengaruh yang paling kecil.
Suatu cara untuk membantu para manajer adalah memulai untuk memperluas pengaruh terhadap bawahan yang didasarkan pada model yang diperlihatkan di dalam tabel dibawah ini, terdapat tiga buah bidang pengaruh di dalam setiap bidang, sebagai berikut :
Peluang Untuk Memperluas Pengaruh Pegawai :
1. Innovation 2. Planning 3. Problem solving
Inovasi :
Inovasi adalah proses pengembangan dan penerapan pemikiran yang baru. Manajer melibatkan bawahan dan karyawan pendamping di dalam proses inovasi melalui hal berikut :
·          Mengadakan input artinya mendorong mereka untuk menampilkan pemikiran yang baru.
·         Membuat keputusan arinya mengijinkan mereka untuk membantu memutuskan pemikiran yang mana yang akan iuji atau dikembangkan.
·         Penerapan artinya membantu mereka untuk memperoleh dukungannya untuk pemikiran yang baru tersebut.
Hal yang dikemukakan diatas memerlukan disiplin untuk mendorong pemikiran yang baru.
Perencanaan :
Para manajer juga bisa memperluas kesempatan dari para bawahan dan karyawan pendamping untuk berpartisipasi didalam berbagai macam proses perencanaan dari organisasi, umpamanya perencanaan kerja, perencanaan anggaran, merencanakan perubahan organisasi, membuat tujuan kelompok kerja dan sebagainya. Bawahan dan karyawan pendamping bisa dilibatkan didalam tiga buah cara :
·         Mengadakan input artinya mengembankan mereka menyediakan informasi, data dan anjuran mengenai anggaran, tujuan tim, perubahan terencana, dan sebagainya.
·         Pembuatan keutusan artinya berpartisipasi didalam memutuskan mengenai difinisi persoalan, mengenai persoalan yang mana yang akan diselesaikan dan sebagainya.
·         Penerapan artinya merancang penyelesaiannya, mengemban dan mengevaluasi strategi dan sebagainya.
Pelatihan adalah kunci penting untuk memperluas pengaruh karyawan. Di dalam pembicaraan pelatihan mereka bersama karyawan, manajer mengijinkan karyawan secara aktif mengidentifikasi kebutuhan mereka sendiri dan membantu membentuk cara-cara kebutuhan tersebut agar terpenuhi. Pelatihan bisa melibatkan karyawan didalam menyusun harapan pelaksanaan mereka sendiri dan tujuan karir kerja mereka sendiri.
Hal itu bisa secara aktif mengembankan mereka didalam menemukan cara-cara untuk memperbaiki pekerjaan mereka dan pelaksanaan mereka.
Apresiasi / Penghargaan sebagai tiang keempat :
Kaki yang keempat yang mendukung komitmen adalah apresiasi, oleh karena itu bagi seorang manajer yang berpendidikan akan mengatakan kepada anda mengenai dari mana saya berasal, apresiasi yang anda peroleh untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik ialah bahwa anda perlu menjaga pekerjaan anda. Komitmen terhadap pelaksanaan yang unggul / superior ialah merupakan suatu fungsi dari kejelasan, kompetensi, pengaruh dan apresiasi.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara pengembanan apresiasi tersebut (terutama sesuatu yang bersifat informal) sehingga mereka mempunyai pengaruh yang maksimum. Tentu saja kita perlu mengetahui pelaksanaan yang terbaik. Pencapaian tugas yang mempunyai arti lebih luas dari sekedar melakukan suatu pekerjaan dengan baik.
Cara lainnya (kedua) untuk meningkatkan apresiasi adalah membuatnya dapat diketahui banyak orang, sehingga ia merasa dihargai dalam organisasi dengan demikian akan memberikan daya dorong kepada yang bersangkutan untuk memberikan konstribusi dalam pekerjaannya menjadi lebih baik.
Cara yang ketiga untuk menambahkan arti terhadap apresiasi ialah dilakukan hal-hal secara kreatif atau bahkan secara gigih. Seorang eksekutif menyerahkan suatu tanda penghargaan dengan suatu piagam penghargaan  dengan tanda terima kasih yang dituliskanya dengan tangan.
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, maka kejelasan, kompetensi, pengaruh dan apresiasi tersebut terdapat pada tempat kerja akan memberikan daya dorong dalam memajukan pegawai yang telah memusatkan perhatiannya dan kemauan berkorban untuk membangun komitmen.  
4. KESIMPULAN
Pertama :
Komitmen dari karyawan adalah kunci penting terhadap pelaksanaan organisasi yang terbaik.
Komitmen adalah dibuktikan oleh 1) Berpikiran tunggal, perilaku terpusat ; 2) Kemauan untuk berkorban karena sebab tersebut.
Kedua :
Komitmen adalah didukung oleh 1) Kejelasan mengenai tujuan dan nilai-nilai ; 2) Kompetensi dari karyawan yang memungkinkan keberhasilan ; 3) Derajat pengaruh yang dimiliki karyawan dan ; 4) Apresiasi yang dinyatakan untuk diberikan kepada karyawan karena konstribusinya / sumbangannya.

Hidup adalah pilihan, diam atau menuju perubahan. Kini semuanya kembali terpulang kepada kita semua, apakah kita mau untuk berkomitmen dan memberikan pelayanan terbaik sebagai abdi Negara ? Atau kita hanya akan bekerja sebagai seorang aparatur yang biasa-biasa saja ?

DIRGAHAYU KORPRI......selalu ada di kiri dadaku
»»  READMORE...

Rabu, 14 November 2012

RIZQY YANG LUAR BIASA (sebuah catatan kelahiran anakku yang ke tiga)


Ku tuliskan catatan ini sebagai sarana bagiku untuk mengingatkan pada saatnya nanti betapa besar dan bermaknanya waktu yang di lalui bersama keluarga…
 
Minggu, 4 Nopember 2012…10.00WIB ….catatan ini berawal
Waktu itu Saya dan isteri serta anak-anakku Mas Rizqy dan Mas Haidar…dua jagoanku lagi bercengkerama dan bermain main bersama…tertawa bersama..
Tiba tiba isteriku mengeluh dan di bagian belakang “dasternya” berdarah…kupikir wah sudah waktunya melahirkan nich…pikirku…namun ternyata tidak..itu adalah darah dari ambein yang diketahui isteriku mengganggu minggu terakhir ini….

Dengan sedikit panik dan cemas Ku telphon Dokter obsgyn yang biasa kita kontrol, dr.MUH.SUDIAT,SPOG(K) Beliau waktu itu baru di Luar kota karena acara keluarga, “ini bagaimana pak? Tanyaku setelah kuceritakan yang terjadi dengan isteriku..Di ujung Telphon beliau memberi penjelasan bahwa mau tidak mau harus operasi untuk kelahiran anakku yang ketiga ini…Setelah menerima penjelasan secukupkan lewat telphon dan untuk kontrol kembali esok paginya kusampaikan pada isteriku..”Ehm..Gimana Pak?” …”Harus Operasi jawabku singkat”… “Pak aku takut….” Sejak di vonis SC untuk melahirkan anakku yang ketiga ini, sejak itu pula isteriku bertanya pada temen temanku maupun teman temannya yang melahirkan lewat Caesar…

Senin , 5 Nopember 2012… 08.00 WIB
RB PELITA…yah disinilah tempat kontrol isteriku dan tempat kelahiran anakku Mas Rizqy dan Mas Haidar. Hari ini penentuan dimana dan kapan isteriku melahirkan…satu persatu yang datang kontrol di panggil dan tibalah giliran isteriku..
“gimana bu? “..Monggo saya periksa….”
Setelah chek tensi dan dengan USG di ketahui semua baik, normal dan siap untuk di lahirkan…

Akhirnya terjadi pembicaraan serius antara aku isteriku dan dokter Sudiat, dan diputuskan besok pagi tanggal 6 nopember 2012 jam 05.00 di RS Banyumanik Semarang …dilaksanakan operasi Caesar untuk istriku melahirkan anak yang ketiga…Ku telphon pihak RS untuk bisa saya pesan tempat proses operasi isteriku.dan waktu terus berjalan tanpa bisa dihentikan..terus berjalan seiring kegelisahanku dn ketakutan isteriku yang Nampak dari raut wajah isteriku

Jam 20.00 RS Banyumanik Semarang.
Dengan Jalan pelan menuju ruangan kamar rawat inap setelah sebelumnya mengisi biodata yang di perlukan. Saya dan isteriku membawa alat secukupnya…

Jam 23.00 isteriku di pasang infuse dan puasa jelang operasi, perawat dan bidan memberikan penjelasan untuk persiapan besok pagi.

Dari menit ke jam, dan sejak itu isteriku tidak tidur sama sekali…”bu tidur tho sudah dari kemarin ibu ndak tidur..” karena sejak minggu itu isteriku tidak tidur…”pak..aku takut…” hanya itu ucapan yang keluar dari mulut isteriku…
Bu, yuk berdoa dan terus berdoa semoga semua sehat  dan pelaksanaan lancar…Ku SMS dan telphon saudara saudaraku…mohon untuk ikut berdoa demi kelancaran proses operasi isteriku..

Selasa , 6 Nopember 2012 jam 05.00
Semua tim sudah datang, isteriku di bawa ke ruangan operasi dan aku menunggu di luar ruangan, gelisah…menit ke menit terasa lama sekali..dan tepat di jam 5.24 anakku ketiga lahir …ibunya sehat dan Alhamdulillah ..Salah Satu tim dokter kebetulan ku kenal dokter Dwi Wastoro, SpA (K) “dia Cewek tulen dan Selamat Ya”.. kata dokter anak tersebut setelah keluar dari ruang operasi..
“Alhamdulillahirobbil alamin, kubaca doa dan terus memuji kebesaran Nya…terima kasih isteriku…” sampai saya di panggil..”suaminya Ibu Endang…ini pak bayinya kalo mau di kumandangkan adzan di kupingnya….” “ ya bu” ku jawab…

Itulah Sekitar seminggu yang lalu, tepatnya 6 Nopember 2012, istri saya menjalani operasi caesar untuk kelahiran anak ketiga kami. Walaupun tanpa rencana sebelumnya, alhamdulillah semuanya berjalan lancar, bayi kami sehat dan ibunya pun selamat. Rasa khawatir tentu saja ada, walaupun ini adalah bukan kelahiran pertama, tapi ketiga untuk melahirkan secara normal, meminimalkan persiapan untuk operasi dan hanya menyiapkan mindset untuk lahir normal. Ini sempat berakibat sedikit kepanikan saya waktu operasi akan dilangsungkan. Tapi alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik. Sekarang tinggal menjalani masa penyembuhan pasca operasi yang justru merupakan tantangan yang lebih untuk ditaklukkan.

Penyembuhan pasca operasi juga menjadi salah satu alasan mengapa pada awalnya istri berusaha untuk melahirkan secara normal. Ya tentu sangat berbeda, dg kelahiran normal, katanya, si ibu bisa lekas dapat pulih dan beraktivitas wajar dalam hitungan hari. Dengan operasi sesar, dalam hitungan hari, sang ibu baru bisa berjalan dengan tertatih  plus menahan rasa nyeri yang masih sering muncul. Bahkan beberapa kali, istri sempat tidak tahan menahan rasa sakit itu sehingga harus diberi semacam anestesi untuk mengurangi rasa sakit. Bekas operasi juga butuh waktu untuk benar2 pulih. Beberapa hal sedang dicoba untuk mempercepat pemulihan, ada yg memberitahu ttg obat china (blm dicoba).
Saya yakin memang semuanya butuh proses, waktu, kesabaran, ketelatenan, jg doa tentunya. Saat ini istri sudah lumayan lebih baik, bisa berjalan dan beraktivitas di rumah walau masih sangat terbatas. Ya, mudah2an saja penyembuhan ini segera berhasil dg baik. Memang butuh pengorbanan untuk meraih keberhasilan.
Alhamdulillah, terima kasih ya Rabb, atas karunia dan amanah ini, moga kami bisa menjaganya dan menjadi orang tua yg terbaik utk anak2 kami. 
Selamat datang anakku…aku , ibumu dan kakak kakak mu menunggu senyum ceriamu…
I LOVE U…

»»  READMORE...

Senin, 22 Oktober 2012

BERHENTI BEKERJA BUKAN BERARTI BERHENTI BERKARYA....(catatan perpisahan Pimpinan tempat kerjaku)



Catatan kegiatan Bulan Juni 2012.....(@ berhenti sejenak dan berfikir...)

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan..

Perpisahan adalah kepastian
Waktu berjalan, tak bisa di mundurkan
Berjalan pelan, tak bisa dimajukan


Dalam kegiatan perpisahan di tempat kerjaku sempat kujadikan sebagai catatan dan ku tuliskan dalam catatan untuk di ingat bahwa pada suatu saat nanti pasti akan terjadi pada ku...Perpisahan karena purna sesuai dengan Batas Usia Pensiun.

Tetap berkarya dan sukses selalu......

Bapak Drs.PURWITO,MM
Dari riwayat jabatan Bapak dapat di lihat luar biasa…:
                   1. Ka. Sub Bag TU Wagub 01-04-1985
                    2. Kabag Humas 02-06-1994
                    3. Camat  14-01-1995
                    4. Kabag Umum 03-01-1998
                   5. Kabag TU Dinkessos 13-05-2002
                   6. Ka.Kantor PMD 18-09-2002
                   7. Kabag Ortala Setda 02-05-2005
                   8. Kepala BKD 28-01-2009...- purna PNS

Kesan yang saya tangkap :
“ Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.” Itu ada di sosok Bapak Purwito

“  Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata TOLONG, setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya.”

“  Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan MAAF, saat Bapak menegur, mengingatkan & berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.”

“  Terima kasih karena Bapak selalu mengucapkan TERIMA KASIH kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.”

“   Terima kasih Pak Purwito atas semua penghargaan kepada semua orang seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan & dikecilkan & sampai kapan pun bapak adalah teladan buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan merestui jalan dimanapun Pak Purwito berada. Amin.”

Ada beberapa petuah yang sering terucap oleh Bapak Purwito ;
  1. Cakra Manggilingan adalah cakra yang menggelinding, maksud petuah jawa itu adalah bahwa hidup ini ada putarannya.
    Cakra manggilingan bisa berlaku kepada seorang pribadi atau kepada sebuah keluarga besar, namun semua itu merupakan sebuah kesatuan, karena pribadi adalah juga representasi atau bagian dari keluarga besar.
    Ketika kita saat ini kita dalam kondisi diatas maka kita harus menyiapkan diri saat nanti kita di bawah, sehingga bisa bersiap kembali untuk duduk di kursi kebesaran. hormati orang lain yang saat ini ada di bawah kita, karena bisa jadi di tahun2 yang akan datang dia berada diatas kita
  2. Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka, namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka. (Alexander Graham Bell)
  3. Kalo bisa di tolong kenapa tidak, karena kita tidak tahu siapa dan kapan orang akan menolong kita, seperti ketika kita menolong mereka…

“Terimakasih dan terimakasih adalah ucapan yang bisa kami haturkan semoga menjadi amal bagi Bapak dalam berkarya berikutnya, tetap semangat untuk berkarya , berbahagia dan semoga sukses selalu “
“Mohon maaf bila selama dalam bergaul selama ini ada hal yang tidak berkenan bagi bapak namun yang pasti tidak ada kesengajaan sama sekali…sekali lagi kami atas nama teman teman mohon maaf yang sebesar besarnya…”
“Seringkali kita baru tahu dan menyadari betapa berartinya seseorang bagi kehidupan kita justru di saat akan Berpisah. Seseorang akan selalu dikenang oleh orang lain kalau dia banyak meninggalkan kebaikan buat orang di sekelilingnya. Jadi jangan berhenti untuk selalu berbuat baik kepada sesama, kepada orang di sekeliling Anda agar orang lain selalu mengenang Kita”

”Bukan berarti purna tugas adalah purna karya. Teruslah berkarya, dan tetap semangat menyongsong esok gemilang. Kiranya dalam menikmati purna tugas, tiada yang lebih membahagiakan selain bercengkerama bersama keluarga dan orang-orang tercinta. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita semua (amin…amin…amin)


»»  READMORE...