Selasa, 26 Maret 2013

INSPIRASI DARI SAHABAT (Catatan Kecil dari Sahabat di Yogyakarta)

" Aulia Rahma in Action" di cirebon (koleksi photo mas Budi)

@ Berhenti Sejenak dan Berfikir  

Sebelumnya ku ucapkan terimakasih telah meluangkan waktu untuk bertemu dan berbagi sedikit cerita tentang prestasi sang putri tercinta serta pemberian sebuah buku terbitan 2013 karangan terbaru dari mas Eko Budiyanto,MT

Catatan kecil ini sebagai sebuah ungkapan inspirasi dari sebuah harapan bisa membuat tujuan tentang pengembangan bakat anak lebih bisa di persiapkan. Semoga bermanfaat.

Berawal dari sebuah pertanyaan, Anda menggemari acara pencarian bakat menyanyi anak-anak yang tayang pada salah satu saluran televisi? Tentu orangtua sangat bangga dengan bakat anaknya.
Masalahnya, tidak semua orangtua bisa mengenali bakat anak. Akibatnya, bakat seorang anak terus terpendam dan belum bisa terlihat dengan maksimal. Berdasarkan pengalaman mas Eko tentang putrinya berawal dari kegiatan sehari hari untuk putrinya yang hanya melihat TV dan bermain dengan adiknya dalam mengisi waktu sehari hari. Kemudian dasar tersebut sebagai motivasi untuk mengarahkan pada sebuah kegiatan yang bermanfaat. Mulai dari Les Musik, Les Renang, Les matematika dan masih banyak lagi sampai pada olah raga Bulu Tangkis. Dan ternyata Olah Raga Bulu Tangkis cukup bertahan lama dan malah menjadikan sebagai pengumpul prestasi hingga masuk ke Pelatnas dari PB Djarum. Luar Biasa.

Dari beberapa literature yang saya baca di sebutkan bahwa Usia golden age atau usia keemasan anak adalah sampai anak mencapai usia lima tahun. Setelah anak mencapai usia lima tahun maka tahap penyerapan segala pengetahuan akan mengalami penurunan tidak sehebat kemampuan menyerap anak di usia golden age ini.

Orang tua akan lebih memikirkan mengenai bakat anak di usia lima tahun ini,dan bakat itu akan terlihat dalam rentang waktu lima sampai dua belas tahun. Untuk itulah, cara mengetahui bakat anak usia 5-12 th haruslah diketahui oleh orang tua.

Sejatinya anak memiliki kemampuan akan bakat yang tak tertabas. Hanya saja, orang tua membutuhkan untuk mengetahui bakat ini guna dilakukan upaya pengembangan terhadap apa yang dikuasai oleh anak.

Berikut adalah cara mengetahui bakat anak usia 5-12 th.
1.   Melakukan pengamatan kepada anak dengan cermat
Orang tua adalah sosok yang begitu dekat dengan anak. Oleh karena itu, orang tua akan memiliki kemampuan untuk dapat mengetahui apa yang disuka dan tak disuka oleh anak. Orang tua haruslah mencermati akan hal ini.
Orang tua akan mengetahui apa yang anak suka dari keteguhan si anak terhadap apa yang disukai itu. Misalnya anak akan lebih mudah menggambar atau menggunakan segala alat yang ia temukan untuk menggambar.
Atau bagaimana anak memiliki antusias yang begitu tinggi terhadap sesuatu. Misalnya bentuk antusias ini adalah dengan ketertarikan untuk mencari informasi yang sebanyak mungkin akan suatu hal. Dari sini orang tua akan dapat mengambil kesimpulan akan apa yang menarik hati si anak.

2.  Anak menunjukan kosentrasi terhadap sesuatu’,

Usia anak adalah usia dimana mereka masih sulit sekali untuk diajak berkonsentrasi atau   fokus terhadap satu hal. Namun jangan salah, bahwa di dalam keadaan mereka yang tidak berkosentrasi ini, mereka sedang mengamati apa yang terjadi di alam sekitarnya.

Namun ketika anak menunjukan kosentrasinya kepada suatu hal maka hal ini adalah hal yang di luar kebiasaan. Bisa jadi ini adalah buah dari rasa tertarik yang sudah tertimbun di dalam hati dan benak mereka.

Selain hal tersebut di atas menurut pendapat salah satu ahli tentang bakat anak bahwa ”Memang cukup sulit mengenali bakat anak. Tetapi, bukan berarti kita tidak bisa melakukannya,” ujar Roslina Verauli MPsi psikolog dari Bagian Tumbuh Kembang RSPI Jakarta, yang akrab dipanggil Vera. Menurut Vera, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui bakat anak, yakni :
- Melihat bakat dari keluarga besar. ”Bisa jadi ayah, ibu, atau keluarga besar dari ayah atau ibu memiliki bakat tertentu yang menurun ke anak,” kata Vera.
- Memperhatikan tingkah laku anak. Kegiatan apa yang sering dilakukannya dan ia berminat pada bidang apa.
- Mengikuti perkembangan anak dengan cermat.
- Mengikutkan anak pada sebuah tes bakat untuk melihat kelebihan dan kelemahan anak.

”Bila bakat anak sudah diketahui, baru orangtua bisa mengembangkannya. Misalnya, mengikutkan anak les atau kursus sesuai dengan bakatnya. Anak juga bisa diikutkan pada suatu lomba untuk merangsang anak berkompetisi,” ujar Vera.

Selain itu, sering-seringlah mengajak anak ngobrol tentang hobi dan les bakat yang ia ikuti. Dengan begitu, anak akan merasa mendapat dukungan penuh dari orangtuanya dan membuat ia makin bersemangat.
Jangan lupa berikan pujian atas prestasi yang ia raih. Hal itu penting sebagai bentuk penghargaan atas upaya yang ia lakukan. ”Tapi, bila gagal meraih prestasi dalam sebuah kompetisi, jangan memarahinya. Hibur anak dengan penuh simpati. Tanamkan bahwa dalam sebuah kompetisi ada kalah dan menang,” papar Vera.

Vera juga mengingatkan agar para orangtua tidak memaksa anak untuk mengikuti keinginan mereka. Hal itu justru akan membuat anak stres. Bahkan, akan membuat anak merasa tidak pintar karena tidak bisa mengikuti kegiatan yang dipilihkan orangtuanya. ”Bila penghayatan terhadap dirinya sudah negatif, tentu akan berpengaruh pada penghayatan anak secara sosial. Artinya anak akan sulit bersosialisasi,” tandas Vera

Semua hal tersebut di atas harus di lakukan dengan maksimal, (All Out) sehingga si anak akan semakin semangat dan tahu bahwa orang tuanya benar benar memperhatikan anaknya dengan baik.

Terimakasih mas Budi Sukses Selalu, Buat dik Aulia Keep Spirit sampai puncak Prestasi….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar