Minggu, 10 Maret 2013

KETIKA ANAK MULAI ENGGAN BERCERITA (Catatan anakku ketika mulai bertingkah, jelang ujian tengah semester genap)




Berawal dari belajar bersama menjadi kebiasaan sehari hari yang di lakukan oleh anakku saat besoknya masuk sekolah seperti biasanya. Tidak terkecuali malam ini juga demikian, apalagi besok ada Ujian Tengah Semester. Setelah semua buku di siapkan dan siap untuk belajar buat besok pagi, ada ujian !!!.

Namun tiba tiba “ Pak perutku sakiiittt…” semalem itulah kalimat anakku Rizqy saat lagi belajar bersama jelang Ujian Tengah Semester. Awalnya sich ku pikir biasa biasa aja, namun setelah ku perhatikan dan ini mulai menjadi pola saat jelang anakku besok menghadapi ujian baik ulangan biasa atau ujian yang lain dan hampir selalu ada ada saja yang di ungkapkan. Mulai “perutku sakit, kepalaku pusing atau hal-hal yang lain yang membuat menunda untuk belajar atau untuk santai sejenak. Kalau di nasehati bilang “endak kok endak kok”.

Sempat ku bicarakan dengan istriku, apa anak kita stress ya ? dan kita berusaha meyakinkan kepada anakku bahwa semua harus di hadapi untuk bisa menyelesaikan. Bukan menghindar dan menunda kewajiban yang harus dilakukan. Sebagai orang tua kita mencari informasi dan memberikan motivasi agar menjadi pelajaran bagi anak kita sehingga harapan orang tua dan bagi si anak tidak takut lagi.

Dan ternyata informasi yang kita dapat dari berbagai sumber, disebutkan stres bukan hanya milik orang dewasa. Anak-anak juga bisa mengalami stres. Stres pada anak bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologinya.
Menurut HealthDay News, American Academy of Pediatrics mengungkapkan beberapa tanda stres pada anak, yaitu:

  1. · Mengeluh sakit perut dan sakit kepala.
  2. · Merasa lelah atau cemas.
  3. · Menunjukkan tanda-tanda depresi, meskipun si anak tidak terlalu komunikatif.
  4. · Gampang marah dan kehilangan minat pada beberapa kegiatan favoritnya.
  5. · Kurangnya minat belajar di sekolah, hingga nilai-nilainya pun menurun.
  6. · Berubah perilakunya seperti berbohong, mencuri, menghindari tanggung jawab di rumah, atau menjadi tergantung pada orangtua.
Tentunya dengan informasi di atas sebelum terlambat, bila mengetahui tanda-tanda tersebut pada anak kita, marilah kita coba mengajaknya berbicara untuk mengetahui apa yang menyebabkan mereka stres. Bila masih tidak ditemukan solusi, tidak ada salahnya bila di perlukan sekali dengan mengajak anak berkonsultasi ke psikolog. Tentunya berharap solusi bias di temukan dan anak kembali ceria dan percaya diri, semoga anakku demikian juga. Keep Spirit dan tetapkan tujuan untuk hadapi masa depan yang gemilang.
Buat anakku semoga Ujian Tengah Semesternya bisa di kerjakan dengan maksimal dan tentunya hasil yang memuaskan.
@ berhenti sejenak dan berfikir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar