Selasa, 19 Maret 2013

SEBUAH KESETIAAN (catatan kecil tentang kesetiaan sampai akhir hayat)



@ berhenti sejenak dan berfikir

Kutuliskan catatan ini agar sama sama mengerti tentang sebuah kesetiaan dan ada cerita di belahan dunia yang lain, mengharukan;

Ya…sebuah kesetiaan dapat di lakukan oleh siapapun dan tentunya harus di niatkan dengan hati yang seluas samudra, termasuk juga sebuah kesetiaan yang di lakukan oleh seekor anjing terhadap tuannya. Ehm dalam bangetss kayaknya, he he he . ini kutulis setelah menikmati kisah film tentang cerita seekor anjing dan tuanya. Ehm memang sungguh mengharukan.. hiks hiks hiks. Kalau di nikmati betul bisa bikin keluar air mata kita. Dan kisah tersebut membuat penasaran dan kemudian ku cari informasinya dari berbagai sumber  dan kutuliskan dengan berbagi cerita.

Seekor anjing setia Hachiko adalah sebuah kisah nyata yang terjadi pada 1924 di Jepang. Hachiko, anjing ras Akita, oleh tuannya Ueno Hidesa-buro dibawa pindah ke Tokyo. Ueno adalah profesor jurusan ilmu pertanian di Universitas Tokyo. Setiap pagi Hachiko selalu berada di depan pintu rumah mengantar keberangkatan Ueno ke kantor, dan senja harinya ia berlari ke Stasiun KA Shibuya menyambut kedatangan tuannya dari kantor. Kebahagiaan dan kebersamaan mereka terus berlangsung hingga 1925.

Pada suatu malam, Ueno tahu-tahu tidak pulang seperti biasanya, ia mendadak terserang stroke di universitas dan tidak tertolong lagi. Sejak itu ia tak pernah kembali ke stasiun kereta api di mana temannya si Hachiko tetap setia menunggu.
Sepeninggal Ueno Hidesaburo, Hachiko dipelihara oleh Kobayashi Kikusaburo, namun Hachiko seringkali melarikan diri dari rumah Kobayashi dan secara rutin kembali ke tempat tinggalnya yang lama. Hachiko tidak mengetahui kalau tuannya telah meninggal.
Setelah berkali-kali kecewa, ia mulai menyadari tuannya sudah tak tinggal di rumah lama itu lagi. Maka ia berlari ke Stasiun Shibuya, karena teringat dahulu selalu menjemput tuannya pulang dari kantor di tempat itu. Setiap hari, ia berdiam menanti kedatangan Ueno Hidesaburo, akan tetapi setiap hari ia selalu pulang dengan kecewa, tak menemukan tuannya diantara kerumunan penumpang.
Hal itu berlangsung selama 10 tahun. Hachiko selalu muncul tepat waktu di stasiun setiap senja dan menanti KA merapat di peron. Suatu ketika, seorang murid Ueno Hidesaburo menemukan Hachiko di stasiun itu dan mengikutinya kembali ke rumah Kobayashi.
Dari cerita Kobayashi ia mengetahui kisah Hachiko. Tak lama kemudian, murid itu mempublikasikan artikel tentang anjing ras dari Kabupaten Akita dan di dalam laporan itu tercakup kisah tentang Hachiko.

Pada 1932, artikel tersebut dimuat di sebuah surat kabar terbesar di Tokyo, maka seketika Hachiko mencuri perhatian seluruh masyarakat Jepang. Kesetiaan terhadap tuannya telah mengharukan rakyat Jepang. Para guru dan wali murid menjadikan Hachiko sebagai contoh kesetiaan terhadap keluarga dalam mendidik anak, ia telah mengajarkan kepada masyarakat mengenai cinta dan kesetiaan tulus yang pantang menyerah. Mereka menyebutnya Anjing setia
Pada April 1934, warga setempat mendirikan patung tembaga Hachiko di depan Stasiun Shibuya. Hachiko sendiri juga menghadiri acara pembukaan patung tersebut. Di kemudian hari, pintu masuk stasiun yang ada di dekat patung tembaga tersebut dinamakan Pintu masuk Hachiko
Hingga akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1935 tubuh Hachiko ditemukan membujur kaku di pinggir jalan statsiun Shibuya. Ya, ia sudah tua.
Hingga kini, di depan stasiun Shibuya terdapat sebuah patung Hachiko yang terbuat dari perunggu.


Itu sedikit tentang kesetiaan, bagaimana setelah @ berhenti sejenak dan berfikir, kita? Selamat berkarya keep spirit. Semangat Pagi Alhamdulillah Luar Biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar